Kapten Boy Awalia: Pilot Citilink yang Dikenal Memiliki Dedikasi
Pesawat Citilink rute Surabaya-Makassar dengan nomor penerbangan QG 307, pada Kamis (21/7) melakukan pendaratan darurat di Bandara Juanda, setelah sekitar 15 menit mengudara.
Pendaratan darurat terpaksa dilakukan karena pilot utama, Kapten Boy Awalia Asnil tak sadarkan diri dan pada akhirnya dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
Jenazah Capt. Boy Awalia telah dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Kamis (21/7) malam. Jenazah dikebumikan sekitar pukul 20.30 WIB setelah sebelumnya disalatkan di masjid yang tak jauh dari rumah duka di Duren Sawit, Jakarta Timur.
- Sosok Boy Awalia
Berdasarkan penelusuran, pria kelahiran 1974 ini menempuh pendidikan penerbangan di Ardmore Flying School of New Zealand. Setelah lulus, Boy kemudian merintis karir di dunia penerbangan sejak 1994.
Selama 28 tahun karirnya di dunia dirgantara, ia telah mengenyam beragam pengalaman dengan bekerja pada beberapa maskapai ternama. Boy mengawali karirnya di Merpati Airlines, dan selanjutnya ke Malaysia Airline sebagai Senior First Officer.
Baru pada 2008, kiprah Boy Awalin sebagai pilot utama dimulai, dengan bekerja di Sriwijaya Air. Setelah sekitar delapan bulan, Capt. Boy melanjutkan karirnya menjadi pilot untuk AirAsia pada Mei 2009. Lalu, setahun kemudian, pada 2010, almarhum kembali memilih pindah maskapai, dan bekerja untuk Lion Air.
Mengabdi selama enam tahun di Lion Air, pada 2016, Boy kembali memutuskan pindah, kali ini ke perusahaan milik negara, yakni maskapai Citilink.
Boy meninggalkan dua putra dan seorang istri yang ia nikahi pada 28 April 2020.
Menurut Direktur Utama Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai, Kapten Boy memiliki dedikasi tinggi saat bertugas. "Kami Manajemen Citilink mengucapkan turut bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian pilot kami, yang selama ini dikenal sangat baik dan memiliki dedikasi yang tinggi selama bertugas."
Di samping itu, Dewa mengajukan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. "Citilink senantiasa mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, oleh karena itu kami selalu berupaya sejak dini dalam mengantisipasi hal-hal yang berpotensi mengganggu keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Dewa.
- Lolos Cek Kesehatan
Awalnya, Pesawat Airbus A320 yang diterbangkan Boy berhasil lepas landas dari Bandara Juanda pada pukul 06.15 WIB, Kamis (21/7). Setelah tujuh menit lepas landas, awak pesawat menginformasikan keadaan darurat, dan meminta return to base (RTB) dengan alasan ketidakmampuan (incapacity) pilot. Tidak lama kemudian, pesawat tersebut meminta melakukan pendaratan darurat di Bandara Juanda, Surabaya.
Pesawat Airbus A320 berhasil mendarat dengan aman dan selamat di Bandara Juanda. Petugas bandara langsung melakukan evakuasi dan penanganan medis pada Boy.
Sebelumnya, Dewa mengatakan bahwa petugas darat bersama seluruh stakeholders di Bandara Internasional Juanda telah mempersiapkan penanganan evakuasi darurat kesehatan dengan sangat cepat dan baik. Adapun, pilot yang mengalami gangguan kesehatan ditangani oleh pihak dokter di rumah sakit terdekat.
"Hasil pemeriksaan dokter dari pihak rumah sakit setempat, disampaikan bahwa pilot kami dinyatakan telah meninggal dunia," kata Dewa dalam keterangan resmi, Kamis (21/7).
Dewa mengatakan, seluruh kru yang bertugas dalam penerbangan tersebut telah melalui prosedur pengecekan kesehatan, dan dinyatakan fit atau laik terbang. Dengan kata lain, penyakit yang dialami Kapten Boy tidak terdeteksi saat prosedur pengecekan kesehatan.
Manajemen Citilink tidak menjelaskan lebih lanjut penyakit yang diderita Kapten Boy.
Sementara 171 penumpang pesawat tersebut diterbangkan kembali menggunakan pesawat rute Surabaya-Samarinda (AAP-SUB).