Cina Cabut Larangan Terbang, Latihan Militer di Taiwan Berakhir?
Memasuki hari keempat latihan militer Cina di kawasan perairan sekitar Taiwan, Beijing mencabut larangan terbang di kawasan area latihan. Tanda-tanda bahwa Cina akan menyelesaikan latihan militer terbesarnya di sekitar Taiwan hari ini, Minggu (7/8), seperti dikutip The Guardian.
Selama menggelar latihan, militer Cina telah mengerahkan jet tempur, kapal perang, dan rudal balistik di sekitar Taiwan.
Latihan militer ini memang direncanakan akan berakhir hari ini. Meski begitu, Beijing telah mengumumkan akan menggelar latihan baru yang akan berlangsung hingga 15 Agustus di kawasan Laut Kuning, perairan di antara Cina dan semenanjung Korea.
Menyitir laporan Reuters, selama latihan, kapal perang Cina dan Taiwan seperti bermain "kucing dan tikus" di laut lepas. Sekitar 10 kapal perang masing-masing dari Cina dan Taiwan berlayar dalam jarak dekat di Selat Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam sebuah rilis, bahwa beberapa kapal militer Cina, pesawat terbang, dan pesawat tak berawak sedang mensimulasikan serangan terhadap pulau itu dan angkatan lautnya. Pernyataan tersebut juga mengungkapkan, Cina mengirim pesawat dan kapal untuk bereaksi "secara tepat".
Ketika pasukan China menekan garis, seperti yang mereka lakukan pada hari Sabtu, pihak Taiwan tetap dekat untuk memantau dan, jika mungkin, menangkal kemampuan Cina untuk menyeberang.
"Kedua belah pihak menunjukkan pengekangan," ujar sumber Reuters.
"Satu sisi mencoba untuk menyeberang, dan yang lain menghalangi dan memaksa mereka ke posisi yang lebih tidak menguntungkan dan akhirnya kembali ke sisi lain," lanjut sumber tersebut.
Selama latihan militer Cina, Taiwan menyatakan rudal anti-kapal yang berada di garis pantai dan rudal Patriot mereka dalam keadaan siaga.
Latihan militer ini berpusat pada enam titik di sekitar pulau yang diklaim Cina menjadi bagian dari negera mereka.
Dalam pernyataan resmi, militer Cina mengatakan pada Sabtu (6/8), bahwa latihan gabungan laut dan udara, di kawasan utara, barat daya dan timur Taiwan, memiliki fokus pada kemampuan serangan darat dan serangan laut.
Latihan militer Cina ini dilancarkan sebagai reaksi atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serika Nancy Pelosi pada Rabu (3/8) lalu.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri RI juga menanggapi meningkatnya ketegangan antara Cina dan Taiwan. Indonesia menyampaikan keprihatinannya atas semakin tajamnya rivalitas di antara kekuatan besar.
"Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menciptakan potensi konflik terbuka dan mengganggu stabilitas dan perdamaian yang ada, termasuk di Taiwan Strait," bunyi pernyataan resmi Kemlu RI, Rabu (3/8).
Indonesia mendorong semua pihak untuk melakukan langkah nyata agar mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi.
"Dunia memerlukan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas dapat terjaga," lanjut pernyataan tersebut.
Indonesia pun mengeaskan tetap menganut kebijakan "One China Policy".