Pemicu Perang Tiga Hari Palestina dan Israel di Jalur Gaza

Aryo Widhy Wicaksono
8 Agustus 2022, 12:02
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel, di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Gaza 6 Agustus 2022.
ANTARA FOTOMohammed Salem/rwa.
Api dan asap membubung selama serangan udara Israel, di tengah pertempuran Israel-Gaza, di Kota Gaza 6 Agustus 2022.

Pasukan Israel dan kelompok militan Jihad Islam Palestina mengumumkan gencatan senjata pada Minggu malam, mengakhiri perang selama tiga hari. Gencatan senjata ini berlaku mulai pukul 23.30 waktu setempat.

Mengutip laporan Reuters, pertempuran di Jalur Gaza menyebabkan sedikitnya 44 warga Palestina tewas, termasuk 15 anak-anak. Sementara roket Palestina telah mengancam sebagian besar kawasan selatan Israel dan membuat penduduk di kawasan perkotaan, termasuk Tel Aviv dan Ashkelon, ke tempat penampungan.

Gencatan senjata ini meningkatkan harapan untuk mengakhiri gejolak paling serius di perbatasan Gaza, dalam kurun waktu lebih dari setahun terakhir.

Walaupun kedua pihak sepakat untuk menghentikan pertempuran, baik pasukan Israel dan Palestina, saling memperingatkan bahwa mereka akan membalas setiap aksi kekerasan.

Pemicu Perang Tiga Hari

Menyitir Aljazeera, penangkapan Al-Saadi pekan lalu di Tepi Barat menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya ketegangan antara Palestina dengan Israel.

Setelah penangkapannya, pasukan Israel melancarkan operasi yang mereka sebut serangan "pre-emptive" di Jalur Gaza, untuk mencegah serangan balasan.

Komandan Jihad Islam, Taysir al-Jabari dan Khaled Mansour, masing-masing tewas dalam serangan pada Jumat (5/8) dan Sabtu (6/8) lalu.

Pasukan Israel juga menangkap 19 anggota Jihad Islam di kawasan Tepi Barat.

Menurut BBC, penangkapan Bassem Al-Saadi di Tepi Barat pada Senin (1/8) malam di daerah Jenin, merupakan bagian dari serangkaian operasi penangkapan oleh pasukan Israel.

Operasi tersebut berlangsung setelah gelombang serangan oleh orang-orang Arab dan Palestina Israel yang menewaskan 17 warga Israel dan dua warga Ukraina. Dua penyerang diketahui berasal dari distrik Jenin.

Sikap Indonesia

Menanggapi meningkatnya kekerasan di Gaza, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel di Gaza. "Mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk anak – anak," bunyi pernyataan resmi Kemlu RI dalam akun resmi Twitter, Minggu (7/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...