Bangun Infrastruktur Digital, Pemerintah Minta Startup Bantu UMKM
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G. Plate, mengungkapkan pemerintah telah mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia untuk menunjang ekosistem yang baik bagi startup. Johnny pun meminta agar startup turut serta memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta menjaga keamanan data.
Johnny mengatakan, pemerintah mengembangkan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir, mulai dari backbone, middle mile hingga last mile.
Pada lapisan backbone, Kominfo telah menggelar jaringan fiber optik. Lebih dari 359 ribu kilometer jaringan fiber optik baik di darat dan di laut Indonesia.
Pemerintah juga membangun Palapa Ring sepanjang 12.300 kilometer pada tahun lalu. Ini kemudian akan ditambah ekstensi Palapa Ring 12.083 kilometer di darat dan di laut pada tahun ini.
Pada lapisan middle mile, Kominfo membangun infrastruktur microwave link, fiberlink, dan satelit. Kementerian telah mengembangkan Satelit Satria I melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).
Pada lapisan last mile, Kominfo bakal gencar membangun BTS di 12.548 titik yang belum mendapatkan akses internet alias blankspot. Seluruhnya akan terakses layanan 4G pada tahun ini.
Menurut Johnny, pemerintah membangun infrastruktur digital itu bukan tanpa tujuan. "Mengingat ada 64 juta UMKM yang telah berkontribusi terhadap 60% Produk Domestik Bruto (PDB), maka kami harus memastikan UMKM ini terlayani," katanya dalam acara Indonesia Pavilion, World Economic Forum (WEF) 2022, Senin (23/5) di Davos, Swiss.
Seiring dengan pengembangan infrastruktur digital itu, Johnny meminta agar startup juga turut serta. "Pesan saya ke platform, pastikan untuk mendukung UMKM dan produk Indonesia," kata Johnny.
Ia juga meminta agar startup mengembangkan manajemen keamanan digital yang aman dan tepat. Sebab, menurutnya keamanan digital membuat masyarakat percaya terhadap startup.
"Lakukan enkripsi, perkuat sistem manajemen keamanan digital, dan dukung talenta yang baik," katanya.
Selain itu, Johnny mengatakan bahwa infrastruktur digital itu dikembangkan guna meraup potensi pasar digital di Indonesia yang besar.
Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company melaporkan nilai ekonomi digital Indonesia yang tercermin dari total nilai penjualan (gross merchandise value/GMV) mencapai US$ 70 miliar. Proyeksi GMV ini meningkat menjadi US$ 146 miliar pada 2025.
Berikut data aliran investasi dari modal ventura ke startup di Asia Tenggara:
CEO GOTO Andre Soelistyo mengatakan, selama pandemi Covid-19 banyak UMKM yang masuk ke ekosistem digital. "Saya pikir ini bagus untuk ekonomi. Banyak wirausaha baru yang berdatangan. Mereka mulai menjadi wirausaha seperti di bisnis makanan dan beberapa e-commerce," katanya.
Pemerintah mencatat, ada 18 juta UMKM yang bisnisnya telah masuk ke digital. Pemerintah menargetkan setidaknya 30 juta UMKM masuk ke ekosistem digital pada 2023.