Efektivitas
Bantuan Presiden
Bagi UMKM Agrikultur
UMKM Agrikultur adalah hulu yang ikut menentukan harga pangan. Ketika daya beli menurun saat pandemi, ditambah rantai pasok produknya yang panjang, pengusaha UMKM Agrikultur dan konsumennya bisa sama-sama tak diuntungkan.
Survei ini menggali kondisi pelaku UMKM Agrikultur dan efektivitas bantuan pandemi yang ditujukan kepada mereka. Riset ini juga membahas adaptasi digitalisasi UMKM Agrikultur untuk memotong rantai pasok.
Kondisi Usaha saat Pandemi
UMKM Agrikultur umumnya mengalami penurunan volume produksi dan omzet cukup dalam selama pandemi.
42% UMKM bahkan mengaku telah mengurangi jumlah karyawannya, dan 36% UMKM asetnya berkurang akibat dampak wabah global ini.
Kesulitan Selama Pandemi
Kesulitan modal keluhan utama UMKM di sektor Pertenakan, Perikanan dan Kehutanan.
Kesulitan pemasaran dikeluhkan UMKM di sektor usaha Perkebunan dan Pertanian.
Bantuan yang Diharapkan
UMKM Agrikultur umumnya mengharapkan bantuan modal usaha, pelatihan pemasaran produk (online), dan sarana prasarana.
Kebutuhan pelatihan pemasaran online terpantau tinggi pada sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan.
Jenis Bantuan Pandemi Covid-19 yang Diterima
Bantuan pandemi Covid terbanyak yang diterima UMKM Agrikultur adalah Banpres BPUM/BLT UMKM.
Sebanyak 18% UMKM Agrikultur mengaku mendapatkan bantuan yang dikeluarkan pada masa pandemi ini. Sedang bantuan lain seperti subsidi listrik, subsidi terkait pinjaman, insentif & pengurangan pajak menjangkau kurang dari 10% UMKM.
Penggunaan Bantuan
Sebagian besar bantuan tunai menjadi modal usaha namun terdapat sekitar 10% UMKM Agrikultur menggunakan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari.
Kendala Mendapatkan Bantuan
UMKM Agrikultur menilai sosialisasi bantuan Pandemi Covid-19 yang dapat mereka akses masih kurang. Selain itu prosedur dianggap masih berbelit-belit dan dokumen persyaratan sulit dipenuhi.
Pemasaran Produk Sebelum dan Saat Pandemi
UMKM Agrikultur mengadopsi metode pemasaran online selama pandemi. Dari 42,1% UMKM yang sebelumnya hanya memasarkan produk secara offline, terdapat 16,4% yang mengadopsi pemasaran online atau memanfaatkan platform digital.
Metode Berjualan
Digitalisasi pada UMKM Agrikultur diperkirakan akan terus berlanjut, minat pada pemasaran online cukup tinggi. 63% UMKM menyatakan minat melakukan adaptasi dengan menyatakan minat memasarkan produknya secara online.
Hanya saja 43% diantaranya belum dapat memastikan kapan adaptasi metode pemasaran digital itu akan dilakukan. Pemasaran digital dinilai berpengaruh besar terhadap omzet oleh 48% UMKM.