Kebijakan BBM, Saham Sektor Konsumsi Terancam

Image title
Oleh
8 Mei 2013, 17:09
Katadata
KATADATA
KATADATA

KATADATA ? Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi segera direalisasikan. Untuk memuluskan rencana tersebut, pemerintah akan mengajukan draft APBN-Perubahan 2013 kepada DPR. Dalam draft itu tercantum pengurangan subsidi, termasuk perubahan harga BBM sekaligus kompensasi yang akan diberikan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Rabu 8 Mei 2013.  "Mengingat urgensi penyelesaian APBN-P, pemerintah berharap kerja sama dari DPR sehingga pembahasan bisa lebih cepat. Pemerintah tak ingin ada ketidakpastian yang berlangsung lama," ujar SBY kepada pers.

SBY berharap DPR dapat menyepakati poin-poin perubahan anggaran yang diajukan pemerintah. Dia  menjelaskan segala bentuk perubahan dari sisi situasi dan kondisi perekonomian secara global maupun nasional sudah dipertimbangakan secara matang oleh pemerintah.

Sebelumnya, ketidakjelasan mengenai kebijakan harga BBM bersubsidi ini direspons negatif oleh lembga pemeringkat internasional. Standard and Poor?s (S&P) menurunkan outlook peringkat Indonesia dari BB+ dengan outlook positif menjadi BB+ dengan outlook stabil karena ketidakpastian kebijakan BBM. Lembaga pemeringkat lainnya, Moody?s Investor Services juga mengancam akan menurunkan rating Indonesia jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.

Menurut Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Fauzi Ichsan, kebijakan menaikkan harga BBM tersebut akan berdampak pada kinerja saham di sektor tertentu. ?Saham-saham sektor jasa, konsumsi akan terpukul. Namun itu hanya sesaat,? ujar Fauzi saat dihubungi KATADATA.

Saham sektor konsumsi melemah, lanjutnya, paling lama memakan waktu enam bulan. Namun, saham diperkirakan akan bergairah kembali seiring pertumbuhan ekonomi. Apalagi, kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang akan disambut pasar karena membuat fiskal Indonesia akan terjaga, sekaligus mengurangi impor BBM. ?Jadi, pasar akan membaik lagi,? ujarnya.

Menurut dia, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, indeks saham akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Fauzi  memperkirakan pasar saham akan mengejar pertumbuhan yang sesuai dengan pertumbuhan laba korporasi. Tidak seperti tahun lalu, pertumbuhan laba emiten 30 persen namun IHSG hanya naik 11,86 persen sepanjang 2012.

Standard Chartered memperkirakan IHSG akan berada di level 5.400 pada akhir 2013. Pada perdagangan saham hari ini, IHSG kembali mencetak rekor dengan kenaikan 46,54 poin (0,92 persen) bertengger di level 5.089,33. Sepanjang tahun (year to date) IHSG membukukan kenaikan 17 persen dari awal Januari di level 4.346.

Indeks saham sektor konsumsi sendiri tercatat 1.996 naik 26 persen dibanding di awal tahun (year to date) di level 1.583. Jika dibandingkan secara tahunan, indeks saham sektor konsumsi naik 37 persen dibanding tahun lalu di level 1.457.

Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...