Jalan Menuju Kemakmuran

Image title
Oleh
17 Juni 2013, 00:00
564.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
Sumber: Istimewa

KATADATA ? Proyek PNPM mempekerjakan sekitar 10 juta orang, 70 persen diantaranya warga tidak mampu. Dengan akses jalan dan air bersih, tingkat kesejahteraan warga pun meningkat.

WARGA dusun Nampes, Baturetno, Wonogiri, awalnya mendapat fasilitas air bersih dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tapi keberhasilan program ini rupanya membuahkan bonus: mereka bisa mendapat jalan beraspal di sejumlah ruas dusun tanpa keluar dana tambahan.

Advertisement

Lebih satu dekade silam dusun Nampes mendapatkan bantuan fasilitas air bersih dari Program Pengembangan Kecamatan (nama lama PNPM). Sebanyak 333 dari 445 keluarga di desa itu membayar iuran Rp 10-15 ribu per bulan sebagai ganti air bersih yang masuk rumah mereka. Bagi warga tidak mampu, disediakan tugu keran air umum yang gratis. Setelah beberapa tahun, bendahara tim pemelihara air bersih ini tiba-tiba saja sudah menyimpan Rp 70 juta.  

Kas itu membuat dusun tidak perlu berpikir ulang saat mendapat bantuan aspal?tapi tanpa biaya pengaspalan atau material lain seperti pasir?bagi beberapa ruas jalan di dusun itu. Dengan dana dari kas air bersih, pengerjaan pengaspalan berjalan mulus.

Buletin Warta Desa yang diterbikan Satuan Kerja PNPM Perdesaan membanggakan proyek di dusun ini. Mereka menyatakan, ?Tampaknya air bersih bantuan PNPM Mandiri Perdesaan telah memberikan kemakmuran kepada masyarakat Desa Baturetno, terutama dusun Nampes.?

Pengalaman serupa dialami oleh warga di desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Sumatera Utara. Mereka mendapat bantuan sarana air bersih. Sebelumnya mereka mesti berjalan beberapa kilometer sekadar mendapatkan  air. ?Sekarang hal itu bukan masalah lagi,? kata salah satu warga.

Seperti lazimnya wilayah PNPM Mandiri, dusun Nampes mendapatkan air bersih karena usulan mereka sendiri. Mereka juga tidak diizinkan menggunakan kontraktor untuk membangun, tapi mesti mengerjakan sendiri proyeknya.

Hal-hal ini membuat proyek infrastruktur PNPM di seluruh Indonesia, tidak hanya di Nampes, lebih hemat biaya dibanding proyek yang menggunakan jasa kontraktor. "(Proyek PNPM) rata-rata 15-20 persen lebih murah dibanding menggunakan jasa kontraktor," ungkap laporan PNPM.

Selain itu, kualitasnya tidak diragukan karena yang mengerjakan adalah warga yang menikmatinya. "Sebanyak 85 persen sarana fisik yang dibangun berkualitas baik dan sangat baik," bunyi laporan itu.

***

Di dusun Nampes, Baturetno, warga miskin boleh berlega hati karena mendapat akses air bersih secara gratis. Dan bukan hanya itu, kelompok warga yang kurang beruntung ini pun mendapat ?berkah? lain dari proyek PNPM yang dijalankan di sana. Sebab, proyek yang didanai via program pemberdayaan ini harus dikerjakan oleh warga setempat.

PNPM mencatat lebih dari 70 persen tenaga kerja proyek masif ini di seluruh Indonesia, berasal dari warga paling miskin. Untuk kerja itu, mereka dibayar sesuai dengan standar setempat. Laporan Bank Dunia menunjukkan, sejak 1998, saat masih bernama Program Pengembangan Kecamatan, hingga 2009, PNPM melibatkan 9,9 juta pekerja dari masyarakat sendiri.

Dalam musyawarah perencanaan PNPM, warga tidak mampu juga berusaha dilibatkan lebih aktif. Hal ini sesuai dengan esensi PNPM yang bersifat bottom-up. Dengan kata lain, keterlibatan warga sejak dari usulan, perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan amatlah diharapkan.

Halaman:
Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement