Jeremia P. Antara, Pendamping Lokal PNPM: Jarak Antardesa Sangat Jauh

Image title
Oleh
22 Juli 2013, 00:00
979.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Dok. KATADATA

KATADATA ? Penghargaan yang diterimanya dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjadi bukti dedikasi Jeremia P. Antara selama bertahun-tahun. Ia terpilih menjadi pendamping lokal terbaik nasional untuk kategori lokasi ekstrem dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan 2013.

Kariernya dimulai pada 2007 ketika ia diangkat sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di Desa Bowongkali, Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, yang merupakan tempat kelahirannya 30 tahun silam. Daerahnya yang berbukit-bukit dengan banyak pulau di sekelilingnya membuat kabupaten ini dikategorikan sebagai lokasi ekstrem.

Advertisement

Hanya berselang setahun, Jeremia dipromosikan menjadi pendamping lolak Kecamatan Tabukan Tengah. Sebagai pendamping lokal, ia membantu fasilitator kecamatan dalam pelaksanaan kegiatan PNPM. Mulai dari perencanana, pelaksanaan, hingga pelestarian program kerja.

Terkadang ia harus memimpin rapat desa dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. ?Sesuatu yang baru karena dulu saya tak bisa berbicara di depan umum,? ujar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Tahuna Jurusan bangunan ini kepada Nur Farida Ahniar dari Katadata di kantor sekretariat PNPM Kecamatan Tabukan Tengah, Kepulauan Sangihe, Juni lalu.

Bagaimana awal mula Anda menjadi pendamping lokal?
PNPM masuk ke Kecamatan Tabukan Tengah, Sangihe, pada 2007. Dalam musyawarah desa saya terpilih menjadi Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Bowongkali. Setahun kemudian, saya diangkat sebagai pendamping lokal yang bertugas membantu fasilitator. Saat itu saya memang belum memiliki pekerjaan. Saya merasa tertarik menjadi pendamping lokal setelah mengenal PNPM. Menurut saya program ini berbeda dengan program pemberdayaan yang lain karena semua usulan berasal dari masyarakat.

Bagaimana awal-awal kegiatan PNPM saat itu?
Awalnya dari penggalian gagasan. Kampung saya sendiri terdiri dari empat dusun yang jaraknya berjauhan. Ada dusun yang bahkan harus dijangkau dengan kapal. Saya harus mendekati masyarakat menjelaskan apa itu PNPM dan menjaring usulan. Masyarakat sangat antusias menyampaikan gagasannya karena PNPM memiliki sistem yang lebih baik.

Program apa yang diusulkan masyarakat?
Pembuatan jalan menuju sarana pendidikan. Dulu akses jalan menuju Sekolah Dasar di Desa Bowongkali masih jalan tanah sehingga jika hujan kondisinya sangat becek. Panjang jalan yang dibangun sekitar 700 meter dari sekolah menuju pemukiman warga.

Berapa lama proses pembangunannya?
Dari perencanaan hingga dana cair memakan waktu empat bulan. Ketika membangun, masyarakat sangat antusias. Apalagi dengan pengelolaan dana yang transparan. Selain  menggunakan dana PNPM, warga secara swadaya menyumbang tenaga dan 25 kubik batu. Masyarakat yang dulunya pengangguran dilibatkan sebagai tukang sehingga mendapat penghasilan. Proses pengerjaannya memakan waktu dua bulan.

Halaman:
Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement