Dilema Mobil Murah: Jadi Produsen atau Konsumen

Image title
Oleh
1 Oktober 2013, 00:00
1699.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Kebijakan pemerintah soal mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/ LCGC) menimbulkan dilema. Di satu sisi kebijakan tersebut dapat menambah kemacetan di kota-kota besar serta menaikkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. 

Namun di sisi lain, pasar domestik yang sedang tumbuh pesat dikhawatirkan dapat diisi oleh produk-produk dari luar negeri. Agar tidak menjadi kontroversi, idealnya pemerintah dapat mengimbangi kebijakan mobil murah dengan menyiapkan infrastruktur jalan raya, serta prasarana transportasi umum yang memadai.
 
Bonus Demografi dan Meningkatnya Daya Beli
 
Berdasarkan sensus penduduk 2010, Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi, yakni mayoritas penduduk berada pada usia produktif antara 15-64 tahun. Rata-rata usia penduduk Indonesia berusia 27,2 tahun dengan rasio ketergantungan 51,31. Artinya setiap 100 orang usia produktif terdapat sekitar 51 orang usia tidak produktif.
 
Ditambah lagi, daya beli masyarakat Indonesia saat ini juga meningkat. Ini terlihat dari naiknya pendapatan per kapita yang selama enam tahun terakhir (2007-2012) rata-rata naik 14 persen per tahun. Berdasarkan data World Development Indicator, pendapatan per kapita Indonesia pada 2012 senilai US$ 3.556,79 per orang, naik 90 persen dari posisi 2007 senilai US$  1,871.29.
 
Pada usia produktif dengan pendapatan yang juga meningkat, orang cenderung untuk meningkatkan konsumsinya. Di Indonesia kondisi ini terlihat dengan maraknya konser yang menampilkan artis-artis mancanegara. Setiap akhir pekan kita dapat menyaksikan pusat-pusat perbelanjaan ramai dikunjungi keluarga-keluarga yang terlihat muda. Konsumsi ini termasuk dalam pembelian kendaraan bermotor.
 
 
Neraca Perdagangan yang Negatif

Dalam enam tahun terakhir, pangsa pasar mobil di Indonesia rata-rata tumbuh 10 persen setiap tahun. Sementara pangsa pasar sepeda motor rata-rata tumbuh 7 persen setiap tahun. Pada kendaraan roda empat, rasio penjualan terbesar adalah pada jenis kendaraan serbaguna (multi purpose vehicle/ MPV) di bawah 1.500 cc.

Pada 2012, jumlahnya mencapai 583.107 unit atau 52,24 persen dari total penjualan sebesar 1,12 juta unit. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, Indonesia sudah memproduksi 541.694 kendaraan jenis ini atau 93 persen total pangsa pasar pada 2012.

Adapun mobil LCGC merupakan city car yang masuk kategori sedan di bawah 1.500 cc. Pada 2012, penjualannya mencapai 18.998 unit, sementara Indonesia hanya memproduksi sebanyak 637 unit atau 3,5 persen dari total penjualan. Sisanya dipenuhi melalui impor, terutama dari Thailand dan Malaysia.

Berdasarkan data Bank Indonesia, neraca perdagangan kendaraan roda empat Indonesia periode 2007-2012 mengalami defisit. Rata-rata pertumbuhan defisit mencapai 30 persen per tahun. Pada 2012 defisit mencapai US$ 5,09 miliar, naik 18 persen dari tahun sebelumnya. Hingga Juli 2013, defisit neraca perdagangan kendaraan roda empat sudah mencapai US$ 1,65 miliar.

Kondisi yang sama juga terjadi pada neraca perdagangan produk komponen kendaraan yang selama periode 2007-2012 rata-rata mengalami kenaikan defisit sebesar 13 persen. Pada 2012, defisit mencapai US$ 19,28 miliar atau naik 8 persen dari tahun sebelumnya. Hingga Juli 2013, defisit produk komponen kendaraan sudah mencapai US$ 13,29 miliar.  



Persaingan Industri Otomotif ASEAN

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...