Reformasi Ekonomi Indonesia Tak Terelakkan

Image title
Oleh
15 November 2013, 00:00
2334.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Reformasi perekonomian Indonesia tidak dapat terelakkan seiring dengan sudah bertransisinya status Indonesia dari low income country ke middle income country.

Struktur industri yang saat ini masih mengandalkan komoditas primer lambat laun mesti berubah kepada industri yang berbasis teknologi menengah dan tinggi.

Advertisement

?Ciri masyarakat kelas menengah adalah ingin dan mampu membeli barang dengan kualitas dan nilai tambah semakin tinggi,? kata Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, dalam sambutan akhir tahun, Kamis (14/11).

Semakin kompleksnya permintaan barang berarti membutuhkan peningkastan basis keunggulan dan kapabilitas industri. Sekarang, kata Agus, untuk memenuhi kesenjangan permintaan dan penawaran di dalam negeri dipenuhi melalui impor.

?Terutama barang hasil industri berteknologi menengah dan tinggi,? kata dia, ?impor netto kategori barang-barang ini terus membesar sejak Indonesia memasuki middle income country pada 2004.?

Kurangnya kapabilitas industri di dalam negeri, menurut Agus, disebabkan sejumlah aspek. Misalnya, ketersediaan infrastruktur konektivitas, baik digital maupun fisik. Kemudian, manajemen energi domestik, terlebih permintaan domestik meningkat yang akhirnya mesti dipenuhi dari impor. ?Akhirnya memperberat defisit neraca transaksi berjalan.?

Selain itu, beberapa aspek terkait iklim usaha seperti kemudahan memulai usaha, kepastian hukum, dan registrasi hak milik pribadi. Pembenahan ini perlu segera dilakukan seiring pelaksanaan Komunitas Ekonomi ASEAN pada 2015. ?Pertanyaannya, mampukah kita memanfaatkan Komunitas Ekonomi ASEAN dan menjadi mata rantai nilai global, atau hanya akan menjadi target pasar?? ujar Agus.

Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement