Ekonom HSBC: Asing Masih Percaya Indonesia

Image title
Oleh
5 Desember 2013, 00:00
2320.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Kurs mata uang Indonesia bersama negara-negara emerging market lainnya tengah mengalami tekanan akibat menghadapi persoalan defisit neraca transaksi berjalan. Meski begitu, Indonesia masih beruntung lantaran investor asing masih menyimpan dananya di sejumlah instrumen investasi di Indonesia.

"Investor asing masih percaya pada Indonesia," ujar Managing Director for Asian Currency Research HSBC Paul Mackel dalam diskusi HSBC Global Economic Outlook 2014 di Jakarta, 4 Desember 2013. Buktinya, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara maupun Sertifikat Bank Indonesia masih cukup besar, yaitu di atas 30 persen dari total Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Menurut dia, persoalan defisit transaksi berjalan dan tekanan nilai tukar bukan hanya dihadapi Indonesia. Namun, sejumlah negara lain seperti Thailand, India, Brazil, Kolombia dan Chili juga menghadapi masalah serupa. Negara-negara ini juga menghadapi ancaman terkait rencana penghentian stimulus moneter Amerika Serikat.

Paul menjelaskan pada tahun ini dolar menguat terhadap mata uang lain. Kebijakan penghentian stimulus moneter Bank Sentral Amerika membuat pasar lebih sensitif, terutama jika data-data Amerika dirilis. Kebijakan The Fed tersebut akan berdampak terhadap keluar masuknya arus modal dan nilai tukar mata uang negara-negara emerging market. Mata uang negara-negara ASEAN terbilang rentan terhadap penarikan stimulus AS.

"Rupiah akan mengalami tekanan, tetapi bukan berarti ini akan berjalan seterusnya," kata dia. Sebab, dia melihat pemerintah Indonesia juga melakukan perbaikan struktural.

Halaman:
Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...