Penguatan Rupiah Belum Capai Target APBN
KATADATA ? Menteri Keuangan Chatib Basri menilai penguatan rupiah yang terjadi sejak awal tahun masih jauh dari asumsi APBN 2014 yaitu Rp 10.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
?Masih jauh dari asumsi APBN,? kata Chatib di Badan Anggaran DPR, Rabu (19/2).
Menurutnya penguatan rupiah akhir-akhir ini didukung dari defisit transaksi berjalan yang terus berkurang dari 3,9 persen menjadi 1,9 persen atau sebesar US$ 4 miliar pada kuartal IV/2013. "Ini memberikan respon positif yang membuat nilai tukar rupiah meningkat," ujar Chatib.
Kurs rupiah dalam sepekan terakhir terus menunjukkan penguatan hingga 2,6 persen. Ini menjadikan rupiah sebagai mata uang yang menguat paling tinggi di Asia. Di pasar spot Rabu (19/2), rupiah ditutup pada level Rp 11.848, atau menguat 70 poin dari pembukaan sebesar Rp 11.888 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sehari, rupiah menguat sekitar 0,59 persen.
Selama sebulan, rupiah juga memimpin penguatan mata uang di Asia sebesar 2,66 persen. Begitu juga dengan posisi rupiah sejak awal tahun 2014 (year to date) yang menguat 3,34 persen. Padahal sepanjang tahun 2013, rupiah melemah hingga 19,52 persen dan menjadi mata uang paling buruk di Asia.