Laba Bersih Astra Hanya Naik 10 Persen

Image title
Oleh
28 April 2014, 11:25
Astra
Arief Kamaludin | Katadata
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? PT Astra International Tbk membukukan laba bersih pada kuartal I-2014 senilai Rp 4,7 triliun atau naik 10 persen dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 4,3 triliun. Namun, laba bersih emiten berkode ASII itu 4,4 persen lebih rendah dari ekspektasi analis yang menargetkan laba bersih perseroan sebesar Rp 4,9 triliun.  

Tidak tercapainya ekspektasi analis juga terlihat dari realisasi pendapatan dan laba bersih per saham Astra. Berdasarkan konsensus analis, pendapatan Astra pada kuartal I semestinya Rp 50,5 triliun, tapi hanya terealisasi Rp 49,8 triliun atau 1,3 persen lebih rendah.  

Demikian pula dengan realisasi laba bersih per saham atau earning per share (EPS) sebesar Rp 117 pada kuartal I yang 3,9 persen lebih rendah dari ekspektasi analis Rp 121,8 per saham.  

Lebih rendahnya realisasi laba bersih Astra disebabkan turunnya laba di divisi otomotif sebesar 5 persen menjadi Rp 2 triliun. ?Persaingan harga di pasar mobil telah mengurangi penghasilan di sektor otomotif Astra meskipun volume penjualan meningkat,? kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International dalam keterangannya yang diterima Katadata, Senin (28/4).  

Selain dari penjualan mobil, kontribusi laba bersih dari bisnis grup komponen juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan turunnya kepemilikan saham perseroan di PT Astra Otoparts Tbk dari 95,7 persen menjadi 80 persen pada kuartal II-2013.  

Meski begitu, Prijono mengatakan, turunnya kinerja divisi otomotif diimbangi oleh sektor agribisnis dan sektor pertambangan. ?Kami memperkirakan peningkatan kompetisi di pasar mobil dan lemahnya harga batu bara akan terus berlanjut pada 2014,? tuturnya.  

Laba bersih divisi alat berat dan pertambangan naik 39 persen menjadi Rp 959 miliar, sedangkan laba bersih divisi agribisnis naik 120 persen menjadi Rp 625 miliar. Kenaikan laba divisi agribisnis ini terutama didorong harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) yang meningkat 38 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 8.949 per kg. 

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...