Gara-gara Defisit Perdagangan, Rupiah Makin Lemah

Nur Farida Ahniar
3 Juni 2014, 17:51
dolar.jpg
KATADATA/ Arief Kamaludin
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Rupiah terus melemah mendekati level 12.000. Pelemahan rupiah ini dipicu defisit neraca perdagangan April yang paling buruk sejak awal tahun, yaitu mencapai US$ 1,96 miliar.

Di pasar spot hari ini, rupiah diperdagangkan di level 11.787 atau melemah 20 poin dibanding penutupan sebelumnya 11.793. Selama sepekan, rupiah melemah 1,76 persen atau melemah 2,41 persen selama sebulan. Rupiah menjadi mata uang terburuk di Asia. Sedangan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari (03/06) 11.806 atau melemah 66 poin dibanding hari sebelumnya 11.740.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelemahan rupiah ini dipengaruhi faktor domestik terutama defisit neraca perdagangan. Sedangkan dari sisi global juga masih belum menentu, seperti penarikan stimulus Bank Sentral Amerika (tappering off), dan pelemahan ekonomi China.
"Sehingga dari sisi global maupun domestik itu mempengaruhi pergerakan nilai tukar," ujar Perry di Gedung DPR, Selasa 3 Juni 2014.

Sedangkan Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui defisit neraca perdagangan memberikan dampak pada pelemahan nilai tukar. Namun ia meyakini dampak itu hanya sementara karena perlahan ekspor akan membaik. Terutama didukung kinerja ekspor mineral dengan adanya kepastian pembangunan pabrik pemurnian (smelter) karena akan meningkatkan ekspor.

Chatib mengatakan investor saat ini juga mencermati situasi politik Indonesia, terutama sejak pemilihan presiden yang dipandang semakin ketat antar calon presiden. "Apalagi ditambah defisit neraca perdagangan," ujarnya.

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik kemarin mengumumkan defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,96 miliar, atau defisit terbesar sejak awal tahun. Defisit itu menghapus trend surplus yang terjadi pada Februari dan Maret 2014. Pada bulan April, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 14,29 miliar atau turun 5,92 persen dibanding Maret 2014. Sedangkan jika dibandingkan April 2013 turun 3,16 persen. Sedangkan impor April 2014 semakin meningkat yaitu naik 11,93 persen atau mencapai US$ 16,26 miliar.

Reporter: Rikawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...