Pembangunan 5 Smelter Baoksit Terancam Tertunda

Image title
Oleh
19 Juni 2014, 09:49
inalum.jpg
KATADATA/
www.inalum.co.id

KATADATA ? Asosiasi Pengusaha Baoksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) menyatakan jadwal pengoperasian lima proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) baoksit bakal tertunda. Penundaan ini akibat belum adanya kepastian pendanaan.

Sekretaris Jenderal APB3I Erry Sofyan mengatakan dari lima perusahaan, baru dua perusahaan saja yang pengerjaan smelternya sudah 30 persen, sementara sisanya masih akuisisi lahan. kelima perusahaan tersebut antara lain, Wheel Harvest Mining Alumina, Nusapati Group, Bintan Alumina Indonesia, Fajar Mentaya dan Gesit Group.

?Kami harap pemerintah memberikan insentif untuk bisa mengekspor bijih baoksit kembali, agar bisa mendanai smelter yang membutuhkan biaya besar,? ujar Erry, seperti dikutip harian Bisnis Indonesia, Kamis (19/6).

Menurutnya, asosiasi meminta agar pemerintah merevisi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1 Tahun 2014 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian. Aturan tersebut mewajibkan patokan kadar pemurnian minimum sebesar 90 persen untuk chemical grade alumina (CGA) dan smelter grade alumina (SGA).

Untuk mencapai kadar minimum tersebut, membutuhkan biaya investasi yang sangat besar. Masalahnya pemberlakuan kadar pemurnian minimum ini bersamaan dengan larangan ekspor. Hal ini membuat perusahaan kesulitan mencari pendanaan.

Makanya kalangan pengusaha meminta waktu agar dapat melakukan ekspor dan memperoleh pendanaan untuk pembangunan smelter. Mengingat selama ini, kata Erry, produksi baoksit yang diekspor bukan merupakan bijih mineral mentah, melainkan bijih olahan hasil benefisiasi atau mineral dressing dengan kadar 45 persen.

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...