Subsidi BBM Bertambah, Likuiditas Bisa Makin Ketat

Image title
Oleh
19 Juni 2014, 13:27
Saham KATADATA | Arief Kamaludin
Saham KATADATA | Arief Kamaludin
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Kesepakatan pemerintah dan DPR untuk menambah alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam APBN-P 2014 dinilai akan menaikkan tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia. Situasi ini dinilai akan memperburuk persaingan antara pihak swasta dan pemerintah dalam merebut likuiditas (crowding out).

Budi Hikmat, Direktur Bahana TCW Investment, mengatakan naiknya beban subsidi membuat pemerintah akan lebih gencar menerbitkan surat utang negara (SUN) untuk memenuhi pembiayaan. Padahal, di sisi lain sektor perbankan maupun sektor swasta lainnya yang berupaya mencari pendanaan mesti bersaing dengan yield SUN yang ditawarkan pemerintah.

Advertisement

?Crowding out di pasar finansial sudah terjadi seiring dengan meningkatnya tingkat suku bunga perbankan,? kata Budi saat dihubungi Katadata, Kamis (19/6).

Dia mencontohkan, pada 10 Juni lalu pemerintah menerbitkan SUN senilai Rp 12 triliun, lebih tinggi dari target awal Rp 8 triliun. ?Ini berarti bank mesti bersaing dengan pemerintah, karena harga likuiditas menjadi mahal,? tuturnya. ?Mau tidak mau bank menaikkan bunga deposito untuk menarik dana masyarakat.?

Alhasil, kata Budi, tanpa perlu Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate), perbankan sudah menaikkan suku bunganya. ?Ini berpotensi menimbulkan NPL (kredit bermasalah),? kata dia. (Baca: Pasar Likuiditas Mulai Sedikit Kendor)

Selain perbankan, Budi menyebutkan, sektor yang paling terpengaruh dengan situasi ini adalah sektor properti. ?Sektor-sektor yang terpengaruh dengan perubahan suku bunga,? ujarnya.

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement