Bank Dunia Kucurkan Utang untuk Reformasi Keuangan RI
KATADATA ? Dewan Direksi Bank Dunia sepakat untuk mengucurkan dana senilai US$ 500 juta kepada pemerintah Indonesia. Pinjaman ini mendukung reformasi dan modernisasi kebijakan sektor finansial di Indonesia. Fokusnya adalah untuk mendorong stabilitas dan memperdalam sektor keuangan, serta memperluas cakupan keuangan inklusif.
"Pengalaman global menunjukkan bahwa memperdalam dan mendiversifikasi sistem financial, berkontribusi menciptakan lebih banyak lahan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan," kata Direktur Negara Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves dalam keterangannya, Selasa (1/7).
Pinjaman tersebut dinilai dapat mendukung upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan meningkatkan pencegahan, manajemen dan resolusi krisis. Termasuk tugas dari Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan Koordinasi Forum (FKSSK). Tujuan lainnya adalah untuk pengembangan lembaga keuangan non-bank, mempromosikan pengembangan keuangan mikro, dan meningkatkan kerangka peraturan asuransi mikro.
Menurut dia, sistem finansial Indonesia saat ini didominasi oleh perbankan dan sangat terkonsentrasi sehingga sektor finansial non-bank seperti asuransi, dana bersama, serta dana pensiun tidak berkembang sepesat sektor finansial perbankan.
Data Global Findex yang dirilis Bank Dunia pada tahun 2011, menunjukkan hanya 20 persen orang dewasa Indonesia memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Bahkan di daerah perdesaan, rasionya hanya 16 persen.
Makanya, pada tahun 2012, pemerintah meluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif. Tujuannya untuk mempromosikan akses fasilitas pembiayaan masyarakat yang lebih besar lagi, termasuk berpenghasilan rendah, pekerja miskin, para pekerja hampir miskin, perempuan, dan masyarakat terpencil.
Chaves berpendapat, sektor asuransi-mikro yang kurang berkembang di Indonesia sebenarnya berpotensi melindungi jutaan keluarga. Termasuk keluarga kelas menengah Indonesia yang terus tumbuh berkembang.
