Presiden Baru Hadapi Tantangan Ekonomi yang Sulit

Image title
Oleh
21 Juli 2014, 19:31
Jakarta-Katadata-Arief.jpg
KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Pemerintah baru akan menghadapi berbagi pilihan kebijakan yang sulit. Tantangan terdekat yaitu mengatasi peningkatan tekanan fiskal dan menjaga keberlangsungan defisit transaksi berjalan. 

Bank Dunia mengatakan untuk bisa mewujudkan tujuan jangka panjang seperti pertumbuhan di atas 6 persen, pengurangan kesenjangan, program reformasi struktural seperti reformasi subsidi BBM dan investasi di bidang infrastruktur sangat penting.
"Reformasi itu akan membantu pemerataan kemakmuran di Indonesia," ujar Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves di Jakarta, Senin 21 Juli 2014.

Menurutnya salah satu pilihan sulit adalah mengatasi kerentanan fiskal. Depresiasi rupiah dan naiknya harga minyak memperbesar defisit fiskal karena peningkatan biaya subsidi energi. Berkurangnya pendapatan negara juga memperbesar defisit fiskal. Total pendapatan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) telah turun dari 16,3 persen pada 2011 menjadi 15,3 persen pada 2013.

Menurut Bank Dunia, membatasi defisit fiskal sebesar 2,4 persen seperti target APBNP 2014 akan dirasa sulit terutama jika harga minyak terus meningkat. Untuk itu pengurangan subsidi BBM dan mencegah penurunan pendapatan pajak dan non pajak akan dapat mengurangi tekanan defisit.

Bank Dunia juga mengingatkan pemerintah akan menghadapi tantangan jangka panjang dalam mengatasi peningkatan kesenjangan. Meski tingkat kemiskinan berhasil ditekan dalam dekade terakhir, namun terjadi kesenjangan antara masyarakat yang kaya dan yang miskin. Pada tahun 2002 tingkat konsumsi dari 10 persen rumah tangga paling kaya adalah 6,6 kali lebih tinggi dibanding tingkat konsumsi 10 persen rumah tangga termiskin Pada 2013 perbandingan ini meningkat, kelompok terkaya mengkonsumsi 10 kali lebih tinggi dibanding kelompok termiskin. Pada tahun 2013 perbandingan ini meningkat, kelompok terkaya mengkonsumsi 10 kali lebih tinggi dibandingkan kelompok termiskin.  

Dalam kajianya, Chaves menyampaikan bahwa hal ini sangat menghawatirkan, meningkatnya ketimpangan akan membawa risiko bagi pertumbuhan eknomi dan sosial. Menurutnya dibutuhkan perbaikan infrastruktur pedesaan, perluasan akses pendidikan, dan dan mobilitas pasar tenaga kerja. Sehingga mamapu meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan mengurangi ketidaksetaraan.

Halaman:
Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...