Evita Legowo, Birokrat Perempuan yang Dihormati Industri Migas

Image title
Oleh
12 Agustus 2014, 21:24
esdm_katadata_arief.jpg
KATADATA/
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Salah satu birokrat yang dianggap mumpuni sebagai calon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah Evita Herawati Legowo. Mantan Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) itu merupakan sosok yang dihormati di kalangan pelaku industri migas nasional.

Kemampuan serta pengetahuannya yang luas tentang seluk beluk industri migas merupakan modal dirinya untuk membenahi industri migas nasional yang tengah stagnan. Bahkan sejak 2005 Indonesia telah menjadi net importer minyak.

Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari menilai, Evita merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Kementerian ESDM. Dari sisi manajerial, mantan Staf Ahli Meneri ESDM itu mampu menjawab kebutuhan sektor energi dan mineral dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Meski diakuinya, pengawasan pembangunan sektor mineral juga perlu menjadi perhatian. ?Beliau itu kental dengan sektor migas. Beliau dulu yang bawa CBM (coal bed methane) ke (Direktorat Jenderal) Migas. Padahal itu harusnya di (Direktorat Jenderal) Mineral dan Batubara. Bahaya kalau semua dengan frame migas,? tutur Rovicky kepada Katadata, Senin (11/8).

Karir Evita di Kementerian ESDM cukup panjang. Perempuan kelahiran 3 November 1951 itu memulai karirnya sebagai staf laboratorium kimia di Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas), Pusat Penelitian Kementerian ESDM pada 1974. Dia bahkan pernah merasakan kehidupan tambang migas selama sembilan bulan di Cepu dan tiga bulan di Sungai Gerong, Palembang ketika bertindak sebagai spesialis pengolahan.

Evita telah menjajaki hampir semua jenjang karir pegawai negeri. Dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Jasa Teknologi dan Kepala Bidang Puslitbang Teknologi Energi dan Ketenagalistrikan, Pusat Teknologi Energi dan Kelistrikan, Kepala Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi Departemen ESDM, Direktur Lemigas, dan Staf Ahli Menteri ESDM.

Mantan Komisaris PT Pertamina (Persero) yang sempat menimba ilmu di Jerman itu mengakhiri masa baktinya sebagai pegawai negeri setelah 38 tahun dan 9 bulan bekerja. Sepanjang karirnya Evita tercatat menjadi perempuan pertama yang memimpin Lemigas. Meski telah pensiun sejak akhir 2012 lalu, Evita memutuskan untuk tetap mengabdi untuk almamaternya, Institut Teknik Bandung (ITB) menjadi dosen di Program Studi Teknik Perminyakan.

Petrus Lelyemin

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...