Puncak Produksi Minyak Cepu Hanya 3 Tahun

Image title
Oleh
18 Agustus 2014, 20:09
SKK MIgas
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mewaspadai penurunan target lifting minyak dalam beberapa tahun ke depan. Penurunan ini akan terjadi, mengingat peningkatan lifting minyak hanya mengandalkan produksi di Blok Cepu. Sementara puncak produksi Blok Cepu sebesar 165.000 barel per hari mulai tahun depan, dipastikan hanya akan terjadi dalam tiga tahun.

Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Johannes Widjonarko mengatakan secara alamiah, produksi blok minyak di Blok Cepu akan menurun setelah mencapai puncak produksi. "Ibarat baskom, itu saja yang kita sedot. Sehingga harus menemukan baskom lain yang harus dikembangkan, dan inilah kenyataanya," ujarnya di kantornya, Jakarta, Senin (18/8).

Makanya untuk mengatasi penurunan lifting minyak setelah Blok Cepu mencapai produksi maksimal, Widjonarko menyarankan agar peningkatan produksi minyak tidak hanya dilakukan melalui intensifikasi saja. Kegiatan eksplorasi untuk menemukan sumur minyak baru pun harus terus dipacu. Makanya dia meminta aturan tentang penerapan bea masuk dan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi perusahaan yang akan melakukan eksplorasi, dapat ditinjau kembali.

Aturan tersebut, kata Widjonarko, dapat menghambat investasi untuk masuk. Sebab perusahaan yang baru akan melakukan ekplorasi sudah dikenakan biaya, padahal belum tentu perusahaan tersebut menemukan cadangan minyak seperti yang direncakanan. "Kami meminta pertimbangan supaya ekplorasi itu jadi lebih baik dan hambatan itu dikurangi. Dan pada akhirnya akan menambah cadangan (minyak) nasional kita," jelasnya. 

Upaya untuk memacu investasi dalam hal eksplorasi ini perlu segera dilakukan agar bisa menemukan sumur baru yang bisa segera diproduksi. Karena jika tidak, peningkatan lifting minyak akan tetap mengandalkan Blok Cepu. Padahal jadwal produksi minyak di Blok Cepu saja selalu mundur.

Karena peningkatan lifting minyak hanya mengandalkan Blok Cepu, saat ini pemerintah merevisi target lifting minyak tahun depan. Awalnya pemerintah menargetkan lifting minyak pada 2015 mencapai 900.000 barel per hari (bph). Namun, dalam Nota Keuangan dan Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, lifting minyak tahun depan hanya ditargetkan mencapai 845.000 bph. 

Widjonarko menjelaskan hal itu terpengaruh karena tertundanya produksi Blok Cepu. Awalnya pemerintah menargetkan Blok Cepu mulai berproduksi pada Agustus 2014, sehingga lifting minyak diperkirakan bisa mencapai 900.000 bph. Namun, jadwal produksi diperkirakan masih akan tertunda menjadi November-Desember dengan target lifting mencapai 870.000 bph. Sementara target lifting minyak dalam RAPBN 2015, didasarkan pada perkiraan produksi Blok Cepu yang dimulai tahun depan.

"Kalau (Blok Cepu berproduksi) bulan Maret 2015, maka dapat diproduksi 845.000 bph. Kalau mundur lagi hanya dapat 810.000-830.000 bph," ujarnya.

Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...