Sistem Keuangan RI Masih Kuat Hadapi Arus Modal Keluar

Image title
Oleh
22 Oktober 2014, 10:58
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) menyatakan daya tahan sistem keuangan Indonesia masih kuat dalam menghadapi pembalikan modal asing. Hal ini ditunjukkan oleh hasil stress test BI pada Oktober 2014, dengan melihat dampak pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan harga aset terhadap ketahanan perbankan, korporasi dan rumah tangga.

Dari sisi permodalan, perbankan Indonesia relatif tidak memiliki masalah terhadap pelemahan kurs. Bahkan beberapa bank mendapatkan windfall atau diuntungkan karena posisi valas yang dimiliki lebih besar dari kewajiban valas (long valas).

Dari sisi ketahanan likuiditas bank, penurunan likuiditas yang lebih dalam hanya akan dialami oleh beberapa bank dengan permodalan yang kecil. Meski demikian, kondisi ketersediaan likuiditas pada bank-bank tersebut masih dalam level yang memadai. (Baca: Bunga The Fed Naik Lebih Cepat, Pemerintah Siapkan Antisipasi)

Dari sisi ketahanan korporasi, pelemahan nilai tukar akan berdampak pada peningkatan kewajiban valas korporasi. Peningkatan kewajiban valas yang tidak diikuti oleh peningkatan aset valas, berpotensi menggerus permodalan yang tercermin dalam rasio Posisi Devisa Neto (PDN) korporasi. (Baca: Investor Asing Mulai Tarik Modal)

Makanya, BI telah melakukan stress test lanjutan pada korporasi yang memiliki Utang Luar Negeri (ULN) dan posisi Net Foreign Liabilities (NFL). Hasil simulasinya dari 57 korporasi, hanya 8,77 persen saja yang ekuitasnya bisa negatif, jika rupiah melemah hingga Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat.

Sementara hasil survei rumah tangga menunjukan tingkat leverage yang masih berada pada level aman. Ketahanan rumah tangga terhadap leverage juga menunjukkan perbaikan. Rumah tangga masih mampu membayar semua utangnya dengan pendapatan atau dengan asetnya. (Baca: Profesor Harvard Ingatkan Utang Luar Negeri Indonesia)

Hasil stress test memang menunjukkan hasil yang positif. Namun, BI mangaku akan terus menjaga ketersediaan likuiditas di pasar keuangan dan mengedepankan stabilitas nilai tukar. ?BI juga akan terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan supervisory action,? tulis BI dalam laporan hasil stress test kemarin.

Koordinasi ini sekaligus untuk mempercepat pendalaman pasar keuangan, dan penyempurnaan pasar repo (penjualan bersyarat Surat Berharga Bank kepada Bank Indonesia) untuk menjaga ketersediaan likuiditas melalui pasar uang yang lebih efisien.

Reporter: Safrezi Fitra
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...