BI: Dengan Subsidi Tetap Ekonomi Lebih Stabil

Nur Farida Ahniar
17 November 2014, 17:49
gubernur-bi-agus-martowardojo
KATADATA

KATADATA ?  Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai jika pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) diberikan secara fix atau tetap, maka ekonomi Indonesia akan lebih stabil. Hal itu termasuk berguna untuk pengelolaan inflasi secara jangka panjang.

Agus menjelaskan kebijakan kenaikan harga BBM dan pemberian subsidi secara tetap memang akan membuat harga BBM fluktuatif. Hal tersebut menjadi pelajaran adanya pengaruh global. "Masyarakat menjadi tahu karena ini adalah kondisi yang berkembang di dunia," ujar Agus di BI, Senin 17 November 2014.

Advertisement

Menurut dia meski adanya fluktuasi harga BBM, namun Agus yakin pengelolaan inflasi menjadi jauh lebih baik. Tahun ini, target inflasi ada di kisaran 4,5 persen plus minus 1 persen. Namun BI lebih memandang target jangka menengah, yaitu inflasi berada di kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen pada 2019. Untuk mencapai target itu, salah satu yang perlu dilakukan yaitu mengelola administered prices dengan pengelolaan energi dan pangan secara lebih baik.

"Kalau ini bisa dilakukan tentu kami semakin optimis bahwa inflasi yang rendah dan stabil dapat tercapai," ujarnya.

Agus menjelaskan pada 2011, dan 2012 inflasi pernah mencapai 3,8 persen dan 4,3 persen. Ketika harga BBM naik pada 2013 inflasi mencapai 8,3 persen. Menurut BI jika ada pengelolaan subsidi BBM dan listrik dikelola dengan lebih baik, maka secara struktural ekonomi Indonesia akan menjadi lebih stabil. "Sehingga nantinya pengelolaan fiskal dan transaksi berjalan menjadi lebih sehat," ujarnya.

Kebijakan subsidi tetap sejatinya pernah diterapkan pada era pemerintahan Megawati Sukarnoputri. Pemerintah pada waktu itu menerapkan sistem batas atas dan bawah harga BBM bersubsidi yang disesuaikan dengan harga minyak internasional. Adapun harga ecerannya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ditetapkan oleh Pertamina setiap awal bulan seperti harga Pertamax.

Pemerintahan Megawati dua kali melakukan penyesuaian batas atas dan bawah harga BBM bersubsidi, yakni pada 17 Januari 2002 dan 17 Januari 2003. Tapi penyesuaian tidak berlanjut pada 2004 seiring dengan mendekati masa Pemilu.

Adapun pada periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, kebijakan subsidi tetap tersebut tidak berlanjut. Pemerintah lebih memilih memberlakukan harga BBM tetap, namun subsidi yang fluktuatif mengikuti harga minyak internasional. 

Reporter: Petrus Lelyemin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement