Kenaikan BI Rate Beri Sinyal Positif Pelaku Pasar

Nur Farida Ahniar
19 November 2014, 14:00
Katadata
KATADATA | Agung Samosir
Pelaku pasar menyambut langkah BI menaikkan suku bunga.

KATADATA ?  Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi menilai langkah yang dilakukan BI menaikkan suku bunga acuannya BI Rate bukanlah tindakan yang reaktif, namun sebagai langkah antisipasi untuk mengendalikan ekspektasi inflasi agar tidak terlalu liar

Kebijakan ini juga memberikan sinyal bagi pelaku pasar bahwa tekanan inflasi akan dijaga kendati penyebab inflasi berasal dari permintaan masyarakat akibat kenaikan harga BBM.

"Ekspektasi inflasi ini dikarenakan masyarakat memperkirakan harga barang akan semakin naik karena kenaikan harga BBM," ujar Eric kepada Katadata, Rabu (19/11).

Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps), dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen, suku bunga Lending Facility juga naik sebesar 50 bps menjadi 8 persen dan suku bunga Deposit Facility tetap pada level 5,75 persen. Kenaikan suku bunga ini akan mulai berlaku pada 19 November 2014. (Baca: BI Rate Ikutan Naik Susul Harga BBM)

Kebijakan mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,75 persen itu menurut Eric bertujuan agar likuiditas di pasar tetap terjaga. Sehingga perang suku bunga simpanan di bank tidak bertambah.

Standchart menilai BI belum akan menaikkan kembali suku bunga acuannya Desember nanti. Menurutnya BI Rate sebesar 7,75 persen menjadi yang tertinggi tahun ini. Kenaikan BI Rate diperkirakan baru akan terjadi pada semester II/2015 pada saat Bank Sentral Amerika akan menaikkan suku bunganya. "Itu untuk mengurangi tekanan nilai tukar rupiah akibat kebijakan The Fed," ujarnya.

Stanchart memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,2 persen atau di bawah perkiraan BI sebesar 5,4-5,8 persen. Kendati kenaikan harga BBM bisa memperlebar ruang fiskal untuk menambah pembangunan infrastruktur namun efek itu baru akan terasa sesudah tahun 2015.

Riset DBS menulis kenaikan BI Rate menunjukkan sinyal yang kuat bahwa kenaikan suku bunga untuk menjangkar ekspektasi inflasi menjadi tujuan utama BI. Bank Sentral yakin dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM hanya bersifat sementara. Kenaikan harga BBM itu juga memberikan sinyal bahwa BI masih bisa menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Hal itu untuk antisipasi agar rupiah tidak terlalu tertekan.

Reporter: Nur Farida Ahniar
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...