RI Tak Terpengaruh Krisis Yunani

Aria W. Yudhistira
29 Juni 2015, 15:50
Katadata
KATADATA
Perekonomian Indonesia diperkirakan tidak terlalu terpengaruh krisis yang terjadi di Yunani.

KATADATA ? Penolakan pemerintah Yunani terhadap paket reformasi yang ditawarkan Uni Eropa dinilai bakal menguntungkan negara-negara yang pasarnya tengah berkembang (emerging markets). Krisis Yunani diperkirakan menambah dolar Amerika Serikat (AS) semakin kuat, sehingga membuat the Fed menunda kenaikan suku bunga.

Menurut ekonom PT Bank Central Asia (BCA) Tbk  David Sumual, AS akan kesulitan jika mata uangnya terlalu kuat. Apalagi di tengah kondisi perekonomian global yang masih rapuh. Ini yang membuat the Fed menunda kenaikan suku bunga dari rencana semula pada September nanti.

Advertisement

?Sebenarnya pasar sudah ekpektasi. Beda ketika 2012-2013, saat ada gejolak, obligasi di Eropa selatan naik. Sepekan ini diperkirakan ada gejolak, tapi jusru menguntungkan emerging markets karena Fed Rate kemungkinan ditunda,? kata David ketika dihubungi Katadata, Senin (29/6).

Dalam pandangan David, negara-negara di kawasan Eropa yang akan paling terpengaruh krisis di Yunani. Dalam jangka pendek, akan meningkatkan imbal hasil (yield) obligasi di Eropa. Namun, dalam jangka panjang dia optimistis dampaknya akan positif karena akan mendorong terjadinya reformasi struktural di kawasan Uni Eropa.

Alasannya, selama ini integrasi fiskal tidak diatur oleh Uni Eropa, sehingga masing-masing negara bebas menentukan kebijakan fiskalnya. Hal ini membuat anggaran di beberapa negara di Eropa defisit. Seperti Yunani misalnya, rasio belanja modalnya sudah mencapai 170 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

?Selama ini kan mereka (Eropa) integrasi moneter, fiskalnya nggak. Jadi serampangan belanja modalnya. Ini akan lebih baik, kalau reformasi struktural. Selama ini kan defisit fiskalnya nggak diatur,? ujar dia.

David juga optimistis, sikap Yunani ini tidak akan berpengaruh besar terhadap rupiah dalam jangka panjang. Terlihat dari pelemahan rupiah saat ini hanya 0,2 persen terhadap dolar AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan mata uang lainnya. Menurut dia, pasar menilai langkah Yunani ini tidak akan berdampak besar terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Kemarin, Yunani menolak proposal Komisi Eropa yang meminta Yunani meningkatkan reformasi ekonominya, termasuk menaikkan pajak serta memotong gaji dan pensiun pegawai negeri. Jika reformasi tersebut dilakukan, Yunani akan mendapatkan dana talangan senilai 7,2 miliar euro. Dana tersebut sekaligus untuk membayar utang ke Dana Moneter Internasional (IMF) senilai 1,6 miliar euro yang akan jatuh tempo pada 30 Juni. 

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement