Tiga Masalah Utama yang Akan Dibereskan Menko Ekonomi Baru

Yura Syahrul
12 Agustus 2015, 18:39
inflasi
Arief Kamaludin|KATADATA
Pasokan bahan pangan menjadi salah satu fokus perhatian Menko Perekonomian karena bisa mengerek laju inflasi.

KATADATA ? Setumpuk tugas berat sudah menanti Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Rabu ini (12/8). Nahkoda baru tim ekonomi ini telah mengidentifikasi tiga persoalan utama yang harus ditangani dalam waktu dekat. Yakni persoalan inflasi, keseimbangan penerimaan-pengeluaran negara, dan investasi.

Menurut Darmin, pemenuhan pasokan bahan pangan menjadi hal yang penting di tengah gejala kekeringan perpanjangan (el-nino). Kalau pasokan bahan pangan terganggu maka akan mengerek harga yang berujung kepada kenaikan inflasi. Padahal, pemerintahkan berusaha menekan laju inflasi dengan menargetkan inflasi hingga akhir tahun ini sebesar 4 persen plus minus 1 persen.

Persoalan kedua adalah kondisi fiskal negara, baik dalam hal penerimaan maupun pengeluaran. Dari sisi penerimaan, Darmin menilai penurunan harga komoditas menyebabkan penerimaan negara dari ekspor komoditas menjadi turun. Selain itu, pendapatan masyarakat, khususnya di daerah penghasil komoditas, juga melorot sehingga menggerus daya beli masyarakat.

Sedangkan dari sisi pengeluaran pemerintah, Darmin melihat pentingnya percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Terutama, proyek-proyek yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, seperti jaringan irigasi. ?Tapi itu tergantung APBN, uangnya seperti apa. Tidak bisa dikarang-karang seperti saat ini. Ada (proyek) yang baru, tapi di APBN tidak ada. Itu tidak bisa,? katanya seusai serah terima jabatan Menko Perekonomian dengan Sofyan Djalil, di Jakarta, Rabu (12/8).

Masalah ketiga adalah investasi. Menurut Darmin, aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) semakin berkurang. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah harus meningkatkan investasi asing langsung (foreign direct investement/FDI). Darmin memandang investasi jenis ini lebih aman dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Selain itu, pemerintah dan swasta perlu menerbitkan surat utang untuk menambah capital inflow. ?Itu semua area sendiri yang sangat krusial untuk dikerjakan sekarang, karena itu sedang perlu-perlunya (untuk diatasi),? tandasnya.

Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...