Inflasi Inti Naik, Menkeu Minta BI Kendalikan Rupiah

Aria W. Yudhistira
1 September 2015, 16:28
Katadata
KATADATA
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

KATADATA ? Pemerintah meminta Bank Indonesia (BI) menjaga laju inflasi komponen inti. Pada Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi inti tercatat sebesar 0,52 persen, naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah sudah berhasil menjaga laju inflasi umum. Ini terlihat dari laju inflasi Agustus yang sebesar 0,39 persen, lebih rendah dibandingkan pada Juli sebesar 0,93 persen.

Advertisement

Salah satu komponen yang mempengaruhi inflasi inti adalah nilai tukar. Menurut Menkeu, BI mesti menjaga nilai tukar rupiah supaya tidak bergejolak serta tingkat suku bunga acuan (BI Rate).

?Tugas BI agar core inflation ini manageable. Karena kalau tidak ada faktor lain, berarti inflasi tinggi pasti karena core inflation yang juga tinggi,? kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/9).

Inflasi inti adalah komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, antara lain interaksi permintaan-penawaran. Kemudian faktor eksternal seperti, nilai tukar, harga komoditas internasional, serta inflasi mitra dagang. Selain itu dipengaruhi pula oleh Inflasi dari pedagang dan konsumen.

Sementara inflasi non-inti terdiri dari inflasi komponen bergejolak, terutama yang dipengaruhi oleh kejutan harga bahan makanan. Kemudian inflasi komponen harga yang diatur pemerintah, seperti harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan. Kedua komponen inflasi ini merupakan tanggung jawab pemerintah.

Berdasarkan data BPS, inflasi yang disebabkan komponen barang bergejolak serta harga yang diatur pemerintah pada Agustus lalu masing-masing mengalami penurunan. Inflasi barang bergejolak tercatat sebesar 0,95 persen, turun dari 2,39 persen pada Juli. Sedangkan inflasi yang berasal dari komponen yang diatur pemerintah malah mengalami deflasi sebesar 0,45 persen.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement