Pemerintah Disarankan Salurkan BLT untuk Dorong Konsumsi

Aria W. Yudhistira
21 September 2015, 19:08
Katadata
KATADATA
Direktur Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti

KATADATA ? Paket kebijakan ekonomi tahap I yang diluncurkan 9 September lalu dinilai kurang responsif untuk mendorong perekonomian yang tengah melambat. Padahal salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah rendahnya tingkat konsumsi masyarakat.

Direktur Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti mengatakan, cara yang paling efektif untuk mendorong konsumsi adalah dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT). Kebijakan ini pernah dilakukan pemerintah ketika menghadapi kenaikan harga BBM 2005 dan 2013, serta ketika krisis 2008.

?BLT memang nggak produktif, tapi ini penting untuk dorong konsumsi,? kata dia saat memaparkan Indonesia Economic Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/9).

Menurut dia, dengan konsumsi yang masih rendah, permintaan agar Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) pun tidak efektif karena investasi tetap rendah. Maka langkah terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah meningkatkan konsolidasi dengan memperbaiki daya beli masyarakat.

Dia menyayangkan pemerintah hanya menaikkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp 36 juta per tahun. Padahal untuk mendorong konsumsi rumah tangga, seharusnya PTKP dinaikkan menjadi Rp 50 juta per tahun, karena konsumsi masyarakat di kelompok pendapatan itu cukup besar.

Di sisi lain, kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 23 persen menjadi 12 persen pun tidak akan terlalu berdampak sepanjang daya beli masih rendah. Makanya, kata Destry, butuh terobosan untuk bisa menggerakkan perekonomian, terutama memberikan kepercayaan diri ke masyarakat untuk meningkatkan konsumsi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...