Surat-surat Rahasia Bertebaran dalam Kisruh Freeport

Muchamad Nafi
18 November 2015, 13:59
freeport 1.jpg
www.ptfi.co.id

KATADATA - Kisruh rencana perpanjangan Kontrak Karya PT Freeport Indonesia masih berlanjut. Pada awal pekan ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan DPR. Said menuding lelaki yang pernah diduga terlibat dalam kasus cessie Bank Bali itu melanggar etika. Pasalnya, Setya Novanto bersama seorang pengusaha yang ditengarai sebagai Riza Chalid beberapa kali bertemu dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin.

Dalam pertemuan ketiga, Setya Novanto menjanjikan penyelesaian kelanjutan kontrak Freeport di Indonesia. Pertemuan pada Senin, 8 Juni 2015, di Pacific Place, SCBD, Jakarta Pusat itu berlangsung sekitar pukul 14.00-16.00 WIB. Setya dan Riza disinyalir menyiapkan pembagian saham untuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Advertisement

Sebagai imbalannya, Setya diduga meminta sejumlah hal, di antaranya saham pada proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Uru Muka di Kabupaten Mimika, Papua, yang berkapasitas 1000 megawatt. Dia pun berharap Freeport menjadi investor sekaligus pembeli (off taker) listrik yang akan dihasilkan pembangkit ini.

Semua informasi detail lainnya kemudian terkuak dari transkrip rekaman pertemuan di Pacific Place tersebut. Pada sore hari setelah Sudirman melapor ke Mahkamah Kehormatan, transkrip itu beredar di kalangan wartawan melalui pesan berantai. Selain menyinggung Presiden Jokowi-Jusuf Kalla, rekaman itu pun memunculkan nama Luhut yang diduga sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Atas beredarnya transkrip ini, Luhut mebantahnya. “Enggak benar lah,” kata Luhut melalui pesan Whatsapp-nya, kepada Katadata, Selasa, 17 November 2015. Sementara itu Sudirman menyatakan haya Tuhan yang mengetahui peran Luhut dalam kisruh perpanjangan Freeport tersebut.

Sehari kemudian, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Junimart Girsang menyatakan, Sudirman memang menyerahkan transkrip rekaman. Hanya saja formatnya tidak sesuai dengan dokumen yang beredar tadi. Misalnya, tidak ada kode angka percakapan, hanya memuat inisial peserta pertemuan sebagai MS, SN, dan RC. Namun, bila dibandingkan, isinya serupa. Misalnya dalam pembicaraan berikut ini:

SN: Saya ketemu Presiden, cocok. Artinya, dilindungi keberhasilan semua ya. Tapi belum tentu bisa dikuasai menteri-menteri Pak, yang gini-gini.

R: Freeport jalan, bapak, kita ikut-ikut happy, kumpul-kumpul kita golf, kita beli private jet yang bagus, yang reperesentatif.

MS: Tapi saya yakin Pak, Freeport pasti jalan.

Halaman:
Reporter: Muchamad Nafi, Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement