Namanya Dicatut Setya Novanto, Luhut Merasa Tak Tercemar

Yura Syahrul
19 November 2015, 12:58
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut B. Panjaitan
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Sepulangnya dari kunjungan dinas ke Australia, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan membantah terlibat dalam kasus dugaan bagi-bagi saham divestasi PT Freeport Indonesia. Dugaan itu muncul berdasarkan transkrip rekaman percakapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dengan pengusaha Muhammad Reza Chalid dan Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsuddin.

“Saya tidak terlibat urusan itu, saya melakukan tugas Polhukam,” kata Luhut dalam jumpa pers selama 15 menit di kantor Kementerian Polhukam, Jakarta, Kamis pagi (19/11). Rencananya, jumpa pers itu digelar Rabu sore lalu (18/11). Namun, Luhut mengaku baru pulang dari Australia Rabu malam, sehingga belum mengetahui lebih jauh mengenai kasus transkrip rekaman percakapan tersebut.

(Baca: Tiga Orang di Balik Rekaman Skenario Kontrak Freeport)

Sekadar informasi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh Setya dan Reza Chalid terkait perpanjangan kontrak Freeport, kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Senin lalu (16/11). Laporan itu disertai dengan bukti transkrip dan rekaman pembicaraan yang melibatkan Setya, Reza dan diduga Maroef Sjamsudin.

Dalam transkrip rekaman yang beredar di kalangan wartawan, Setya dan Reza beberapa kali menyebut nama Luhut. Setya menyebut Luhut telah berbicara dengan Chairman Freeport-McMoran Inc James Robert Moffet (Jim Bob) untuk meminta agar 10 persen dari 30 persen saham Freeport yang akan didivestasi dibayarkan menggunakan dividen. Namun, ide tersebut tidak disukai oleh Presiden Jokowi dan akhirnya menjadi perdebatan.

Selain itu, Setya menyatakan, Luhut telah mengetahui jatah saham Freeport yang akan diberikan untuk Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Adapun Reza menyebutkan peran Luhut dalam besaran saham untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk mendukung perpanjangan kontrak Freeport.

Luhut membantah pernah berbicara dengan pihak Freeport saat berkunjung ke Amerika Serikat (AS) beberapa bulan lalu. Kunjungan itu hanya bertujuan mempersiapkan lawatan Jokowi ke AS. "Saya telah berjanji kepada istri saya, tidak akan berbisnis sepeser pun selama saya menjabat. Saya tidak akan melacurkan profesionalisme. Saya telah selesai dengan diri (bisnis) saya," tandas Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut menepis dugaan keterlibatan Darmawan Prasodjo, bekas bawahannya di Kantor Staf Kepresidenan, dalam perpanjangan kontrak Freeport seperti di dalam transkrip rekaman percakapan tersebut. Ia mengatakan Darmo, panggilan akrab Darmawan, hanya bertugas membuat kajian perpanjangan kontrak beberapa tambang strategis di Indonesia, seperti Freeport, Blok Masela, dan Blok Mahakam. "Darmo telah melakukan tugas baik," kata Luhut.

Jokowi
Jokowi (Katadata)

Meski membantah klaim Setya dan Reza dalam transkrip rekaman itu, Luhut merasa tidak tercemar nama baiknya dan tak mempersoalkan pencatutan namanya. “Namanya nyatut, suka-suka dia,” katanya. Karena itulah,  Luhut tidak berencana melaporkan Setya ke penegak hukum. "Saya tidak ada waktu untuk mengambil langkah hukum," tandasnya.

Bahkan, Luhut meyakini Presiden Jokowi tidak akan mengambil langkah serupa untuk mengadukan Setya atas sangkaan pencemaran nama baik. "Coba lihat, mana pernah Presiden menggugat orang, tidak pernah," ujarnya. Ia pun tak akan mencampuri langkah Sudirman Said melaporkan kasus pencatutan nama Presiden tersebut ke MKD DPR.

(Baca: Peran Luhut dalam Transkrip Rekaman Kontrak Freeport)

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan akan membawa kasus pencatutan nama dirinya dan Jokowi ke proses hukum. Namun, langkah itu masih menunggu penyelesaian secara politik di MKD DPR. “Biar DPR (dulu). Setelah langkah politik, kami selesaikan secara hukum,” kata Kalla, Senin lalu.

Berikut petikan transkrip rekaman pembicaraan Setya (SN), Reza (R), dan diduga Maroef Sjamsudin (MS), yang berkali-kali menyebut nama Luhut.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...