Terendah Sejak 2009, Harga Minyak Tahun Depan Bisa US$ 20

Yura Syahrul
8 Desember 2015, 14:43
Pengeboran minyak lepas pantai.
KATADATA
Aktivitas pengeboran minyak di lepas pantai.

KATADATA - Harga minyak dunia terus melorot hingga mencapai titik terendahnya sejak tahun 2009. Sejumlah analis memperkirakan, harga minyak dunia akan bertahan di level rendah dalam jangka panjang dan bisa menyentuh kisaran US$ 20 per barel tahun depan. Kondisi ini bakal berdampak ke Indonesia dengan semakin melambatnya pengembangan industri minyak dan gas bumi (migas).

Pada perdagangan di bursa komoditas NYMEX, Amerika Serikat (AS), Senin kemarin (7/12), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok 5,8 persen  dari hari sebelumnya menjadi US$ 37,65 per barel. Ini level terendah sejak 2009 silam. Pemicu anjloknya harga minyak adalah buah dari pertemuan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) pada pekan lalu di Wina, Austria, yang menolak memangkas produksi minyak demi mempertahankan pangsa pasarnya.

“Keputusan OPEC untuk mempertahankan produksinya di level tertinggi telah membuat harga minyak anjlok lagi,” kata Sanjiv Shah, Chief Investment Officer Sun Global Investments, seperti diberitakan Reuters. Produksi OPEC selama ini memasok sekitar 30 persen kebutuhan minyak dunia. Mereka memutuskan terus memompa produksi minyak sekitar 31,5 juta barel per hari, yang melampaui target produksi sebelumnya sebesar 30 juta barel per hari.

Langkah OPEC, yang dimotori Arab Saudi, untuk terus memompa produksi minyak tersebut ditengarai bertujuan menyingkirkan para produsen minyak serpih di AS sehingga tidak mengganggu pangsa pasarnya. Sementara itu, Iran mulai memacu produksi minyaknya setelah pencabutan sanksi embargo pada Juli lalu. Iran akan mengerek produksinya dari tiga juta barel per hari saat ini menjadi lima juta barel per hari pada akhir dekade ini.

(Baca: Terbelit Utang, Perusahaan Migas Terpaksa Jualan Aset)

Di sisi lain, perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina menyebabkan permintaan minyak ikut melorot. Alhasil, terjadi kelebihan pasokan minyak dunia yang menyeret kejatuhan harga minyak.

Para investor memperkirakan harga minyak akan bertahan di level bawah dalam jangka panjang. “Ada sebuah kepercayaan diri yang hilang di pasar setelah keputusan OPEC dan orang berharap harga minyak rendah untuk jangka lebih panjang,” kata Oystein Berentsen, Managing Director Strong Petroleum di Singapura, seperti dikutip Reuters.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait, Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...