Pertama Sepanjang 2015, Neraca Dagang November Defisit

Yura Syahrul
15 Desember 2015, 15:11
No image
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

KATADATA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada November 2015 mengalami defisit sebesar US$ 346,7 juta. Ini merupakan defisit dagang pertama sepanjang 2015 setelah selama 10 bulan terakhir mencetak surplus.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, defisit dagang tersebut lantaran nilai ekspor pada November lalu mencapai US$ 11,16 miliar atau turun 7,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor mencapai US$ 11,51 miliar atau naik 3,6 persen dari Oktober 2015. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari−November 2015 mencapai US$ 138,4 miliar atau menurun 14,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun laju penurunan nilai impor Januari–November 2015 lebih dalam yaitu 20,2 persen menjadi US$ 130,6 miliar.

Advertisement

"Pertama kalinya dalam tahun ini neraca perdagangan kita defisit," katanya saat konferensi pers BPS mengenai perkembangan ekspor-impor November 2015 di Jakarta, Selasa (15/12). Namun, total neraca perdagangan tahun ini masih mencatatkan surplus US$ 7,8 miliar.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan neraca dagang November 2015 masih akan surplus seperti 10 bulan terakhir. Pasalnya, neraca dagang saat ini diandalkan untuk menekan defisit transaksi berjalan (CAD). Sedangkan kontribusi transaksi modal dan finansial terhadap transaksi berjalan saat ini sulit diharapkan di tengah tren gejolak di pasar modal dan keuangan. “Kami koordinasi dengan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian membicarakan masalah itu. Kami sambut baik rencana pemerintah memperbaiki CAD,” katanya.

Neraca Dagang 2015

Penurunan ekspor pada November lalu akibat menurunnya ekspor nonmigas sebesar 10,8 persen menjadi US$ 9,6 miliar. Sebaliknya, ekspor migas naik 14,7 persen menjadi US$ 1,6 miliar. Peningkatan ekspor migas tersebut lantaran kenaikan ekspor minyak mentah melonjak 41,8 persen sedangkan ekspor gas naik 5,1 persen. "Secara umum harga komoditas nonmigas Indonesia yang turun 1,86 persen turut berkontribusi terhadap defisit ini," imbuh Suryamin.

(Baca: Neraca Dagang Terancam Defisit Tahun Depan)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement