Bunga The Fed Naik: Rupiah Menguat, Bursa Saham Menghijau

Yura Syahrul
17 Desember 2015, 12:32
Bursa
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Setelah sekadar menjadi wacana selama lebih setahun terakhir, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves menaikkan suku bunga acuan (The Fed rate) sebesar 25 basis poin dari 0-0,25 persen menjadi 0,25-0,50 persen, Rabu malam waktu setempat atau Kamis dinihari (17/12) waktu Indonesia. Di luar perkiraan, kebijakan yang menandai berakhirnya era bunga nol persen selama tujuh tahun terakhir tersebut tidak mengguncang pasar keuangan dan saham dunia serta di dalam negeri.

Di pasar valuta asing (valas), dolar Amerika Serikat (AS) cuma menguat 0,17 persen terhadap euro dan 0,45 persen atas yen Jepang. Sedangkan di pasar obligasi, surat utang pemerintah bertenor pendek mengalami tekanan jual. Imbal hasil obligasi pemerintah berjangka dua tahun naik menjadi lebih 1 persen, yang merupakan level tertinggi sejak April 2010. Begitu pula, imbal hasil obligasi pemerintah berjangka 10 tahun naik menjadi 2,291 persen.

Di bursa saham, kebijakan bank sentral AS itu juga menuai respons positif. Indeks Dow Jones dan indeks Nasdaq di bursa New York ditutup menguat masing-masing 1,5 persen dari sehari sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan, para investor percaya kondisi ekonomi AS sudah kuat dan cukup cerah di masa depan. Selain itu, para investor sejak jauh-jauh hari sudah memperkirakan kenaikan bunga The Fed itu di pengujung 2015. "Tepat, sepetti apa yang kami perkirakan," kata F. William McNabb III, Chief Executive Vanguard Group,  raksasa dana pensiun di AS, seperti dikutip dari situs wsj.com.

(Baca: Ekonomi Indonesia Tahun Depan Terancam Defisit Kembar)

Kondisi itu menjalar ke bursa saham di Asia Pasifik. Saat pembukaan perdagangan saham kamis pagi, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,9 persen. Sedangkan indeks Topix di bursa Tokyo naik lebih 2 persen dan indeks Hang Seng di Hong Kong tumbuh 0,95 persen. "Mereka (The Fed) akhirnya melakukannya. Hal ini tidak menyebabkan guncangan apapun di pasar," kata Lee Ferridge, Head of Macro Strategy for North America State Street Corp., seperti dikutip Bloomberg.

Kekhawatiran terhadap hengkangnya dana asing sehingga memukul mata uang rupiah dan menjatuhkan harga saham di dalam negeri pasca kenaikan Fed rate, juga tidak terbukti. Saat pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis pagi, indeks harga saham gabungan langsung naik ke level 4.542 dari sehari sebelumnya di posisi 4.483. Hingga siang ini, IHSG sudah tumbuh 1,22 persen dari Rabu kemarin.

(Baca: Rupiah Melemah 14.100 per Dolar, BI Waspadai Dua Penyebabnya)

Di pasar spot valas, rupiah juga dalam tren menguat terhadap dolar AS. Rupiah bergerak dalam rentang 13.999-14.065 per dolar AS atau menguat tipis 0,1 persen dari hari sebelumnya. Sedangkan berdasarkan kurs referensi JISDOR di Bank Indonesia, rupiah juga menguat tipis menjadi 14.028 dari posisi 14.050 pada Rabu lalu.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...