Gubernur BI Peringatkan Dampak Kejatuhan Harga Minyak

Muchamad Nafi
4 Januari 2016, 19:53
Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA
Agus Martowardojo ----------------------- Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meminta seluruh pihak mewaspadai harga minyak mentah dunia yang turun saat ini. Kejatuhan nilai emas hitam itu akan berdampak buruk bagi banyak negara, termasuk efek langsung bagi Indonesia.

Menurut Agus, terjerembabnya harga minyak, hingga di bawah US$ 40 per barel, akan membuat harga komoditas asal Indonesia tertekan. “Perlu kita waspadai,” kata Agus saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2015. “Harga minyak rendah membuat harga komoditi turun.” (Baca: Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Siapkan Insentif untuk Hulu Migas).

Agus mengatakan, turunnya harga minyak akan menjadi salah satu tantangan global tahun ini. Masalah lain yang menghadang ialah kenaikan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serika. Imbas kenaikan Fed Rate ini akan terasa bagi negara berkembang. Namun, keputusan The Fed menaikkan suku bunganya secara bertahap juga membuat tingkat ekspektasi pasar relatif terjaga.

“Itu sudah diperhitungkan. Kita tahu bahwa itu akan gradual, jadi musti lebih hati-hati,” ujar Agus. Bagi Indonesia dan negara-negara berkembang, dia melanjutkan, kepastian inilah yang ditunggu-tunggu selama sembilan tahun terakhir. “Sekarang yang perlu kita waspadai adalah harga minyak yang terus turun.”

Namun demikian, Agus meminta semua pihak membangun optimisme di tengah kondisi rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika. Dia menggolongkan tahun ini masih dalam periode super dolar yang akan berpengaruh terhadap nilai impor dan ekspor. (Baca juga: Penurunan Harga Minyak Hambat Kebijakan Biodiesel). 

Efek dahsyat ambruknya harga minyak juga diungkapkan oleh Benny Lubiantara. Dewan Pakar Ikatan Ahli  Teknik Perminyakan Indonesia ini mengatakan negara-negara yang tergabung dalam organisasi produsen minyak atau OPEC akan sangat menderita atas anjloknya minyak global. Sebagai contoh yaitu Venezuela, Nigeria, Aljazair, Ekuador, dan Libya. Negara OPEC dari Timur Tengah bahkan telah mengalami defisit anggaran. “Bedanya, mereka lebih bisa bertahan karena tabungannya (cadangan devisa) relatif besar,” kata Benny kepada Katadata dalam kolom opininya.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...