BI Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan 2015 Menciut 36 Persen
KATADATA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan total defisit transaksi berjalan pada tahun 2015 mencapai US$ 17,5 miliar. Jika mengacu kepada pencapaian total defisit transaksi berjalan hingga akhir kuartal III-2015 sebesar US$ 12,4 miliar maka defisit transaksi berjalan kuartal IV-2015 sebesar US$ 5,06 miliar atau paling tinggi secara kuartalan selama tahun lalu.
Namun, total defisit transaksi berjalan tahun lalu ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang minus US$ 27,5 miliar atau menciut sekitar 36 persen. Nilai tersebut paling rendah dalam empat tahun terakhir. Transaksi berjalan tercatat positif terakhir kali pada tahun 2011 yaitu sebesar US$ 1,68 miliar. Adapun total defisit transaksi berjalan tahun 2015 sebesar US$ 17,5 miliar itu setara dengan 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun lalu yang diperkirakan Kementerian Keuangan sebesar Rp 11.357 triliun.
(Baca: IMF Menilai Kinerja Ekonomi Indonesia Tahun Ini Memuaskan)
Meski jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai defisit transaksi berjalan tahun 2015 masih besar. "Memang lebih baik, tapi tetap saja angkanya masih besar," katanya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin malam (11/1).
Agus menjelaskan komponen neraca jasa dan pendapatan masih memberikan kontribusi terbesar terhadap defisit transaksi berjalan, yaitu sebesar minus US$ 31 miliar. Jumlahnya lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai minus US$ 34 miliar. Tekanan terhadap transaksi berjalan terutama terjadi pada kuartal II dan III tahun lalu. Pasalnya, surplus transaksi modal dan finansial terus menurun.
Namun, tekanannya berkurang memasuki kuartal terakhir tahun lalu seiring dengan bertambangnya utang pemerintah dalam bentuk penerbitan obligasi global dan masuknya pinjaman dari Bank Pembangunan Asia Asia atau Asian Development Bank (ADB).