Masyarakat ASEAN Picu Pembengkakan Defisit Transaksi Berjalan

Muchamad Nafi
14 Januari 2016, 12:37
Pertumbuhan EkonomI
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) diprediksi meningkat tahun ini. Selain dipicu oleh impor bahan baku seiring digenjotnya pembangunan infrastruktur, defisit juga didorong oleh pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebab, masuknya pekerja asing akan semakin menekan neraca jasa dan pendapatan yang selama ini minus.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan defisit transaksi berjalan sebesar 2,6 hingga 2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016. Proyeksi tersebut lebih tinggi daripada perkiraan defisit transaksi berjalan tahun lalu senilai US$ 17,5 miliar atau sekitar 2 persen dari PDB. (Baca: BI Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan 2015 Menciut 36 Persen).

Sementara itu, Ekonom Bank Central Asia David Sumual memperkirakan defisit transaksi berjalan akan berada pada kisaran 2,5 sampai 3 persen tahun ini. Penyebabnya, surplus neraca perdagangan kemungkinan akan mengecil atau bahkan berpeluang defisit. Persoalan geopolitik di Timur Tengah membawa harga minyak turun sehingga berpengaruh pula pada harga komoditas. Kondisi ini akan memperburuk kinerja ekspor Indonesia.

Kinerja ekspor juga akan terpengaruh kebijakan pemerintah bila jadi bergabung dengan kemitraan dagang di kawasan Pasifik alias Trans Pacific Partnership (TPP). Sebab, produk manufaktur Indonesia masih kalah saing dari Vietnam, yang tergabung dalam kerja sama tersebut. “Ekspornya (Vietnam) ke Amerika Serikat pasti meningkat,” kata David kepada Katadata, Kamis, 14 Januari 2016.

Menurut David, program pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi melalui deregulasi baru selesai pada semester pertama 2016. Karena itu, dalam enam bulan pertama tahun ini stimulus tersebut belum berpengaruh terhadap peningkatan ekspor. Karena itu, ekspor masih bergantung pada komoditas yang diprediksi tetap tertekan sepanjang tahun.

Sementara itu, sektor padat karya seperti tekstil diramalkan berpeluang meningkat, namun hanya sedikit. Sedangkan manufaktur belum ada perbaikan tahun ini. “Kemungkinan (neraca dagang) surplus kecil, lebih banyak malah defisit,” tutur David. (Baca juga: Ekonomi Indonesia Tahun Depan Terancam Defisit Kembar)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...