Harga CPO Anjlok, Asosiasi Minta Program Biodiesel Dievaluasi

Yura Syahrul
20 Januari 2016, 20:17
Sawit | KATADATA
KATADATA

KATADATA - Terus melorotnya harga minyak dunia turut menyeret penurunan harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO). Para pelaku industri sawit pun mulai khawatir, kondisi tersebut bisa mengancam kelangsungan program biodiesel besutan pemerintah pada tahun ini.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat rata-rata harga CPO pada tahun lalu mencapai US$ 614,2 per metrik ton atau anjlok 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Anjloknya harga CPO sejalan dengan penurunan harga minyak dunia. Tahun ini, saat harga minyak terus melorot hingga di bawah US$ 30 per barel, Gapki memperkirakan harga CPO akan semakin turun ke kisaran US$ 400-US$ 500 per metrik ton. Artinya lebih rendah 20-30 persen dibandingkan tahun ini.

Advertisement

“Ini sesuatu yang tidak dapat dielakkan karena harga minyak turun. Harga CPO akan mencapai suatu titik keseimbangan baru yang akan menjadi acuan industri sawit,” kata Ketua Umum Gapki Djoko Supriyono saat pemaparan prospek industri sawit 2016 di Jakarta, Rabu (20/1).

Menurut dia, kalau harga minyak terus menurun yang menyeret harga CPO maka bisa menganggu program biodiesel nasional. Pasalnya, program yang mewajibkan penggunaan minyak sawit untuk bahan bakar biodiesel ini akan menambah subsidi dana pemerintah. Apalagi, tahun ini ada pemberlakuan mandatori biodiesel sebesar 20 persen (B20).

(Baca: Penurunan Harga Minyak Hambat Kebijakan Biodiesel)

Kondisi ini perlu mendapat perhatian pemerintah sehingga mengevaluasi kembali arah kebijakan program biodiesel tersebut. “Implikasinya besar terhadap subsidi. Pemerintah seharusnya mengevaluasi,” kata Djoko.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement