Laba Anjlok, Shell Lanjutkan Program PHK 10 Ribu Karyawan

Maria Yuniar Ardhiati
4 Februari 2016, 18:02
Both Shell di sebuah p[ameran di Jakarta
Arief Kamaludin|KATADATA
Both Shell di sebuah pameran di Jakarta. (Arief Kamaludin | Katadata)

KATADATA - Musim gugur karyawan minyak dan gas bumi (migas) di seluruh dunia terus berlanjut. Royal Dutch Shell Plc. menyusul langkah Seven Sisters alias raksasa minyak dunia, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawannya di tengah terus melorotnya harga minyak.  

Chief Executive Officer Royal Dutch Shell Plc. Ben Van Beurden menyatakan, perusahaan telah melakukan sejumlah perubahan penting dalam roda bisnisnya. Perubahan itu antara lain berupa reorganisasi kegiatan hulu migas, pemangkasan biaya serta belanja modal. Kebijakan ini ditempuh karena harga minyak merosot. Sejak tahun lalu, perusahaan asal Belanda ini menekan investasi dan merancang solusi pengembangan berbiaya rendah.

Shell memutuskan keluar dari proyek gas asam di Abu Dhabi serta menunda keputusan investasi akhir untuk LNG Canada dan Bonga South West di sumur lepas pantai Nigeria. Perusahaan pun memotong biaya operasi dan investasi modal sebesar US$12,5 miliar.

(Baca: Banyak Perusahaan Tutup Jika Harga Minyak di Bawah US$ 30)

Kebijakan tersebut berdampak terhadap nasib ribuan karyawannya di seluruh dunia. “Seperti yang sudah kami sampaikan, hal ini termasuk pengurangan 10 ribu karyawan dan pekerja kontrak langsung sepanjang 2015-2016,” kata Van Beurden dalam siaran persnya yang dipublikasikan di situs resmi Shell, Kamis (4/2). Pemangkasan serupa masih akan berlanjut selama tahun ini. 

Sebelumnya, Shell mengumumkan laba bersih perusahaan pada kuartal IV 2015 mencapai US$ 1,8 miliar. Angka ini merosot 44 persen dari periode sama tahun 2014. Adapun arus kas dari kegiatan operasional pada kuartal terakhir tahun lalu sekitar US$ 5 miliar. Sedangkan sepanjang 2015, laba bersih Shell mencapai US$ 3,84 miliar. Jumlah ini turun 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski begitu, Shell yakin pemasukan dari sektor hilir mampu mendongkrak kinerja keuangannya. Sementara itu, pamasukan di sektor hulu terpukul oleh anjloknya harga minyak dan gas bumi. Pemasukan dari lapangan gas terpadu yang paling tergerus. “Ini masa sulit bagi industri, dan kami sudah mengambil langkah cepat dan pasti,” ujar Van Beurden.

(Ekonografik: Musim PHK Pekerja Migas)

Bulan lalu, BP juga mengumumkan rencana pemangkasan jumlah karyawannya. Perusahaan asal Inggris ini berencana memangkas sekitar 4 ribu karyawan dan pekerja kontraknya di sektor hulu tahun ini. Di level hilir, pemangkasan karyawannya mencapai 3 ribu orang hingga akhir 2017.

Kebijakan tersebut tak bisa dilepaskan dari memburuknya kinerja keuangan BP. Laba bersih perusahaan ini pada tahun lalu mencapai US$ 5,9 miliar atau anjlok 51 persen dari tahun sebelumnya. 

Halaman:
Reporter: Maria Yuniar Ardhiati
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...