SPBU Dituding Curang, Pertamina: Data Kementerian Perdagangan Aneh

Muchamad Nafi
17 Februari 2016, 15:34
BBM Pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Pesan berantai di jejaring sosial beberapa pekan lalu mengimbau agar masyarakat berhati-hati pada saat mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Pasalnya, banyak SPBU nakal. Keresahan ini seolah mendapat pembenaran ketika kemarin Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan merilis data kecurangan di sejumlah wilayah oleh seratusan SPBU.

Kecurangan tersebut didasari pada keluhan masyarakat yang merasa tidak memperoleh jumlah volume BBM sesuai dengan yang dibeli. Namun, PT Pertamina menampik dugaan tersebut. Alasannya, pengawasan, terutama terhadap kuantitas BBM di SPBU, telah dilakukan dengan ketat. (Baca: Pemerintah Berantas Kecurangan Penjualan BBM).

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan informasi yang disampaikan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga merupakan masukan yang baik untuk Pertamina. “Langkah yang kami tempuh akan mengajak YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan Kemendag untuk mengecek langsung SPBU yang dikeluhkan masyarakat,” kata Bambang, saat ditemui di SPBU Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Februari 2016.

Meski demikian, Bambang menuding data yang dimiliki Kementerian Perdagangan tidak valid. Misalnya terkait jumlah SPBU yang ada di Indonesia, khususnya di jalur Pantai Utara saja, Kementerian tidak memberikan data yang benar. “Data yang aneh dari Kemendag. Benar atau tidak, akan kami tindak lanjuti,” ujar Bambang. Jika memang terbukti ada kesalahan, Pertamina akan segera menindak tegas SPBU tersebut.

Kesalahan seperti akurasi kuantitas BBM yang didapat masyarakat, kata Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Sebab, ada empat pihak yang mengecek secara langsung terhadap SPBU dalam tempo yang tidak terjadwal. Dari internal perusahaan ada sales representatif dan manajemen operasi SPBU. Lalu, secara eksternal ada Badan Metrologi Gas (BMG) dan Auditor Internesional. (Baca: Harga Premium Dinilai Tidak Wajar).

Menurutnya, setiap pagi manajemen SPBU harus mengecek akurasi kuantitas BBM dengan dibantu oleh sales representatif. Hal ini dilakukan secara acak di berbagai daerah setiap hari. Kemudian, pengecekan terhadap alat ukur BBM dilakukan BMG secara berkala secara tiba-tiba, begitu pun dengan auditor internasional yang melakukan audit bulanan. Atas dasar inilah, Pertamina mengklaim kecurangan akurasi kuantitas BBM akan sulit dilakukan.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...