Harga Pangan dan Listrik Turun, Februari Deflasi 0,09 Persen

Yura Syahrul
1 Maret 2016, 13:47
Pasar sembako
Katadata
(KATADATA | Arief Kamaludin)

KATADATA - Setelah tekanan inflasi sebesar 0,51 persen pada Januari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bulan Februari kembali terjadi deflasi sebesar 0,09 persen. Ini sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia (BI), namun berbeda dari ekonom yang meramalkan inflasi masih terus berlanjut. Penyebabnya adalah penurunan harga pangan dan tarif listrik.

Kepala BPS Suryamin menyatakan, Februari 2016 merupakan deflasi yang kedua kali sejak tahun 2010. Tahun lalu, deflasi juga terjadi pada Februari sebesar 0,36 persen. Dengan begitu, inflasi secara tahun kalender (Januari-Februari 2016) sebesar 0,42 persen. Berbeda dengan periode sama tahun lalu yang deflasi 0,61 persen. Sedangkan secara tahunan (year on year) inflasi sebesar 4,42 persen.  

Dua kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terjadinya deflasi pada Februari lalu adalah kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, yaitu masing-masing 0,12 persen dan 0,11 persen. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,58 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,45 persen. Penurunan harga BBM jenis Premium dan Pertamax pada 5 Februari lalu memang berkontribusi 0,04 persen terhadap deflasi.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,63 persen; dan kelompok sandang 0,64 persen. "Pada Februari TDL (tarif dasar listrik) pasca bayar dan prabayar 300 VA turun 3,59 persen. Ini berandil negatif 0,14 persen dengan bobot 3,37 persen (terhadap deflasi), yang hampir menyamai beras," kata Suryamin dalam konferensi pers BPS, Jakarta, Selasa (1/3).

(Baca: Harga Pangan Turun, Inflasi Februari Diperkirakan Rendah)

Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2016, adalah tarif listrik, bawang merah, daging ayam ras, bensin, telur ayam ras, cabai rawit, bahan bakar rumahtangga, dan tarif angkutan udara. Adapun yang mengalami kenaikan harga, antara lain rokok kretek, emas perhiasan, dan beras. Menurut Suryamin, berkurangnya pasokan beras di beberapa daerah menyebabkan harga beras masih naik.

Berdasarkan komponen inflasi, komponen inti pada Februari 2016 masih mengalami inflasi sebesar 0,31 persen. Sedangkan secara tahunan mencapai sebesar 3,59 persen atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,62 persen. “Yang bahaya di atas 5 persen,” katanya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...