Buah Tangan Terakhir Juru Sita Pajak Parada yang Terbunuh

Maria Yuniar Ardhiati
13 April 2016, 17:27
Duka Petugas Juru Sita Pajak Parada
Istimewa | Katadata

Senin lalu, lelaki itu kembali menginjakkan kaki di tempat kerjanya, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga, Sumatera Utara. Parada Toga Fransriano Siahaan baru menikmati hari-hari cutinya. Kepada para sejawatnya, Juru Sita Pajak ini membawakan buah tangan hasil bepergian selama masa berlibur ke Lombok.

Di hari pertama itu, Parada tak berlama-lama. Senin itu juga ia menerima surat tugas untuk berlayar enam jam menuju Nias, Sumatera Utara. “Malam ini saya berangkat ke Nias. Langsung bertugaslah, Bang,” kata Parada seperti ditirukan seorang rekan kerjanya, Sudianto, kepada Katadata, Rabu, 13 April 2016. “Dia bawa oleh-oleh buat teman-temannya, ada juga buat Pak Bos.” (Baca: Pemerintah Kejar Setoran, Kasus Banding Wajib Pajak Melonjak).

Advertisement

Lelaki 30 tahun ini sudah empat tahun mengabdi di KPP Pratama Sibolga. Sebelumnya, Parada ditempatkan di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Menurut Sudianto, Parada dikenal sebagai pribadi yang periang dan berjiwa sosial tinggi. Suami Corry Grace Bunga Lubis ini tak segan merogoh kantong untuk membantu pegawai honorer yang kesulitan materi. Selama bertugas di sana, Parada pun tidak banyak mengeluhkan pekerjaannya.

Meski demikian, Parada sempat menyatakan kesulitan menagih pajak di Nias. Sudianto menuturkan penagihan di Nias memang lebih susah dibandingkan di Sibolga. Bahkan, bukan satu atau dua kali saja para petugas menerima ancaman dari wajib pajak. “Kalau ditagih, mereka malah bilang begini, saya makan saja susah, buat apa bayar pajak?” ucap Sudianto. (Baca: Presiden Jokowi Janji Tak Ada Kriminalisasi Terhadap Petugas Pajak).

Padahal, para wajib pajak di Nias banyak pengusaha. Salah satunya adalah Agusman Lahagu, yang menikam Parada hingga petugas pajak ini menghembuskan napas terakhir, kemarin sore. Sozanolo Lase, tenaga honorer di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Gunungsitoli, yang menemani Parada, juga menjadi korban. 

Sebelumnya, Parada dan Sozanolo telah mendatangi kantor Agusman di Sibolga untuk menagih pajak penghasilan (PPh) sebesar Rp 14 miliar. Ini merupakan tagihan kesekian yang dilakukan petugas pajak. Langkah ini sebagai lanjutan pemeriksaan Agusman pada tahun lalu di KPP Sibolga, yang ketika itu hanya mengirimkan wakilnya. 

Begitu sampai di kantor Agusman, kedua petugas pajak ini tak mendapatkan juragan pengepul getah karet itu. Dengan membawa membawa surat sita paksa, mereka pun berangkat ke Nias untuk mencari Agusman. Sesampainya di Nias, Parada dan Sozanolo malah digiring ke kebun karet milik Agusman. Di sinilah kedua orang ini ditusuk hingga tewas. Setelah melakukan tindak kriminal ini, Agusman menyerahkan diri ke polisi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement