Tekan Subsidi Solar, Pertamina Luncurkan Dexlite

Miftah Ardhian
15 April 2016, 15:25
No image
Petugas bersiap melakukan pengisian bahan bakar jenis Dexlite di SPBU COCO Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (15/4).

Setelah tertunda lebih dari sebulan, PT Pertamina akhirnya meluncurkan solar jenis baru, Dexlite. Perusahaan pelat merah itu membanderol bahan bakar ini seharga Rp 6.750 per liter. Peluncuran produk tersebut dilakukan hari ini, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina (COCO) di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan Dexlite merupakan upaya Pertamina untuk menarik pengguna Solar. Tujuannya agar beban subsidi negara berkurang. Namun, upaya ini bisa sedikit terhambat karena harga Dexlite terlampau tinggi dibandingkan dengan harga solar. “Sebetulnya bisa lebih murah kalau harga fame-nya sama dengan harga fame yang dicampur ke solar, yang dibantu oleh BPDP Sawit. Fame Dexlite masih menggunakan harga industri,” kata Ahmad, Jumat, 15 April 2016.

Advertisement

Menurutnya, jika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyetujui rencana ini, dia memastikan tidak ada kerugian negara. Malahan, dengan semakin murahnya harga Dexlite, Pertamina membantu pemerintah mengurangi subsidi karena pengguna solar diyakini beralih ke Dexlite. Apalagi, dia mengklaim produk ini dapat menghemat penggunaan BBM sampai sembilan persen dibandingkan dengan solar, terutama untuk pemakaian di putaran rendah, di dalam kota. (Baca: Terkendala Merek Dagang, Solarlite Berubah Jadi DEXlite)

Namun, sampai dengan diluncurkan, Kementerian Energi belum menyetujuinya. Karena itu, Pertamina tetap menjual Dexlite sebesar Rp 6.750 per liter. Pemerintah belum setuju memasukkan Dexlite ke dalam kelompok yang ditangani oleh BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) Sawit. “Seharusnya untuk transportasi semuanya masuk. Tapi Migas (Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi) melihatnya hanya untuk PSO,” ujar Ahmad.

Apabila harga fame-nya dengan Solar, maka harga Dexlite bisa turun lebih dari Rp 500 per liter. Sebab, kata Ahmad, harga pokok fame Rp 7.800 – 8.000 per liter, sedangkan untuk Solar hanya Rp 4.500 (belum termasuk PPN & PBBKB). Dalam hitungan akhirnya, selisih harga fame Dexlite dan Solar sekitar Rp 600 per liter. Dengan demikian, jika Pemerintah setuju, Pertamina akan menurunkan harga Dexlite menjadi Rp 6.100 per liter. (Baca juga: Peluncuran Dexlite Diharapkan Dapat Kurangi Subsidi Solar).

Sebelum muncul nama Dexlite ini, perusahaan migas negara itu awalnya akan membuat produk Solarlite sejak awal tahun ini. Namun rencana ini terkatung-katung. Sebab, nama tersebut rupanya sudah yang memilikinya. Terjegal kendala merek dagang, Pertamiana pun menunda memasarkan bahan baakr tersebut. Sampai akhirnya bulan lalu dimunculkan wacana Dexlite.

Menurut Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto, Dexlite merupakan karya baru yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Dengan spesifikasi Cetane number 51, angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan Solar Pertamina, yaitu Pertamina Dex. (Lihat pula: Tanpa Acuan, Solarlite Berpotensi Munculkan Pemburu Rente).

Sedangkan kadar sulfur yang ada di dalam Dexlite ini maksimal 1.200. Bahkan, Pertamina menjanjikan kadar sulfurnya akan di angka 1.000. Dengan spesifikasi tersebut, Pertamina mengklaim produk ini lebih ramah lingkungan. “Saat ini masalah lingkungan memang perlu mendapat perhatian,” ujar Anggota Gaikindo Gunadi Sindhuwinata.

Reporter: Muchamad Nafi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement