Pemerintah Bidik Tahun Depan Titik Balik Perekonomian Nasional

Ameidyo Daud Nasution
20 April 2016, 16:00
Pertumbuhan Ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA

Meski tahun ini baru berjalan empat bulan, pemerintah mulai menyusun rencana pembangunan dan anggaran negara tahun depan. Upaya ini untuk mencapai target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menyatakan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2017 berkisar 5,5 persen hingga 5,9 persen. Target itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan maksimal mencapai 5,3 persen. Pertumbuhan tahun depan tersebut diharapkan menjadi titik balik kondisi perekonomian Indonesia, yang selama dua tahun terakhir ini memang cenderung melambat.

"Akan ada titik balik perekonomian kita," kata Mardiasmo dalam Musyawarah Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2016 di Jakarta, Rabu (20/4). Acara yang pada tahun ini tidak dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan berlangsung hingga 11 Mei tersebut, memang membahas penyusunan rencana pembangunan tahun 2017.

Selain memasang target pertumbuhan hingga 5,9 persen, pemerintah juga berharap laju inflasi tahun depan mencapai 4 persen, plus minus satu persen. Angka ini lebih rendah dari proyeksi inflasi tahun 2016 yang sebesar 4,7 persen.

(Baca: Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia Tergantung Paket Ekonomi)

Meski memasang target optimistis, Mardiasmo mengingatkan ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan pada tahun depan. Antara lain, produksi siap jual (lifting) minyak 2017 diperkirakan hanya mencapai 740 ribu hingga 750 ribu barel per hari. Jumlahnya lebih kecil dibandingkan realisasi lifting minyak per Maret lalu yang sudah sebesar 785 ribu barel per hari. Sementara itu, pemerintah mematok lifting gas sebesar 1.050 hingga 1.150 barel setara minyak per hari, atau turun dari 1.234 barel setara minyak per hari.

Bukan hanya itu, Mardiasmo pun menyebut tantangan dari luar negeri yang bakal dihadapi Indonesia. "Tantangan lainnya adalah ekonomi Jepang yang masih tertahan, perlambatan ekonomi Cina, serta suku bunga The Fed yang kemungkinan naik Juni mendatang," katanya. (Baca: Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi 2016 Paling Tinggi Hanya 5 Persen)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...