BI Perkirakan Ekonomi Kuartal I Tumbuh Hingga 5,2 Persen

Desy Setyowati
21 April 2016, 20:33
Pertumbuhan Ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tahun ini bakal meningkat dibandingkan tahun lalu. Tren peningkatan tersebut diprediksi akan terus berlanjut pada kuartal II mendatang karena didukung investasi swasta dan konsumsi rumahtangga, serta reformasi fiskal.

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung menghitung, pertumbuhan ekonomi kuartal I bisa mencapai 5,1 hingga 5,2 persen. “Di atas 5,1 persen,” katanya seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/4). Perkiraan ini lebih tinggi dari pencapaian pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 yang sebesar 5,04 persen atau tercatat 4,79 persen sepanjang 2015.

Pendorong utama pertumbuhan ekonomi selama tiga bulan pertama tahun ini masih bersumber dari belanja pemerintah. Belanja modal dan belanja barang pada kuartal I melonjak masing-masing 161 persen dan 56 persen dibanding periode sama tahun lalu. Kendati investasi dari swasta masih stagnan, Juda yakin akan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Sebab, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah sejak kuartal III tahun lalu biasanya baru akan berdampak terhadap peningkatan investasi swasta lima kuartal setelahnya.

(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Indonesia Tak Ikut Terseret)

Dari sisi konsumsi juga mulai ada peningkatan. Indikasinya dari penjualan eceran dan kendaraan bermotor yang tumbuh positif. Selain itu, keyakinan konsumen terus membaik. Ekspor juga diprediksi membaik karena harga beberapa komoditas ekspor Indonesia, khususnya kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), karet, dan timah, mulai membaik.

“Kinerja ekspor beberapa komoditas juga mulai menunjukan perbaikan. Terutama tekstil, alat listrik, dan kendaraan untuk penumpang,” kata Juda. Karena itu, dia optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II nanti bisa mencapai 5,2-5,3 persen.

Di sisi lain, Juda optimistis penguatan rupiah 3,96 persen sejak awal tahun ke level Rp 13.260 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tersebut masih sejalan dengan fundamental ekonomi.  Meski begitu, dia yakin, penguatan ini tidak akan mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...