Otoritas Moneter Waspadai Kenaikan Fed Rate

Desy Setyowati
28 April 2016, 16:48
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Otoritas moneter dan keuangan Indonesia memperingatkan pasar terkait ketidakpastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat alias fed rate. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Haddad mengatakan Indonesia sering menghadapi dampak masalah tersebut. Penyebabnya, pasar keuangan masih dangkal sehingga rentan terjadi gejolak.

Stabilnya ekonomi saat ini, kata dia, karena Indonesia diuntungkan oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menahan fed rate. Jika The Fed mengubah pandangannya akan mempengaruhi sentimen. “Investor portfolio akan berubah perilakunya, lalu menekan Indeks Harga Saham Gabungan dan rupiah,” kata Muliaman saat membuka acara peluncuran Laporan Perekonomian 2015 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 28 April 2016.

Persoalan yang berulang ini lantaran pasar keuangan belum optimal. Ketika terjadi sentimen, pasar langsung bergejolak. Karenanya, Muliaman menegaskan reformasi struktural untuk memperdalam pasar menjadi penting. Saat ini, industri keuangan didominasi oleh perbankan. Padahal ruangnya tidak terlalu besar karena sumber dananya merupakan jangka pendek. Mayoritas dana pihak ketiga perbankan bahkan di bawah enam bulan. Sementara itu kebutuhan pembiayaan infrastruktur merupakan jangka panjang. (Baca: Langkah Baru BI Antisipasi Kenaikan Bunga Fed Rate).

Pergeseran dari mengandalkan perbankan ke sektor keuangan yang lain menjadi penting. Misalnya Surat Berharga Negara (SBN), surat utang korporasi atau Badan Usaha Milik Negara, juga pasar modal. Hal ini terutama untuk meningkatkan peran swasta dalam membangun infrastruktur. Selain itu, perlu diupayakan meningkatkan basis investor domestik guna mengurangi porsi asing 60 persen di pasar modal dan 30 persen di pasar surat utang.

“Perlu dibangun iklim yang bukan hanya mengundang masuk modal portfolio, tetapi juga investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) agar ketika terjadi sentimen dampaknya tidak terlalu besar,” kata Muliaman. (Lihat pula: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...