Perpanjang Dua Kontrak Blok Migas, Pertamina Siapkan Rp 3,3 Triliun

Anggita Rezki Amelia
11 Mei 2016, 17:55
Pertamina logo
Arief Kamaludin|KATADATA

PT Pertamina (Persero) telah menyampaikan minatnya untuk memperpanjang kontrak dua blok minyak dan gas bumi (migas), yaitu Blok Tuban dan Blok Ogan Komering. Bahkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas ini sudah meyiapkan dana investasi US$ 257 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun untuk mengembangkan dua blok tersebut setelah adanya masa kontrak baru.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, pihaknya akan mengajukan proposal perpanjangan kontrak pengelolaan beberapa blok migas yang dikelolanya. Saat ini, ada dua kontrak blok migas yang akan diperpanjangnya, yakni Blok Tuban dan Blok Ogan Komering. Kedua blok ini akan berakhir masa kontraknya pada 2018. “Pertamina dan pemerintah telah menyepakati tata waktu dari proses lanjut kelola yang diajukan,” kata dia di Jakarta, Rabu (11/5). (Baca: Pertamina Incar Blok Migas di Rusia)

Untuk Blok Tuban, Pertamina memperkirakan nilai investasi yang dibutuhkan pasca kontrak berakhir sebesar US$ 163 juta. Blok ini dikelola Pertamina bersama Petrochina. Saat kontrak berakhir, cadangan yang masih tersisa sebesar 12 juta barel minyak (MMBO) untuk minyak dan kondensat, sedangkan gas 112 miliar kaki kubik (bcf). Per 9 Februari lalu, blok yang berada di Jawa Timur ini masih memproduksi 4.261 barel minyak per hari (bph) dan gas sebanyak 4,69 mmscfd.

Sementara di Blok Ogan Komering, Pertamina bermitra dengan Talisman. Dana investasi yang disiapkan setelah kontrak blok itu berakhir yakni US$ 94 juta. Perkiraan cadangan terambil pasca 2018 sebesar 3,7 MMBO minyak ditambah kondensat, dan gas sebesar 52 bcf. Per 1 Januari 2016, produksi minyak di blok tersebut 2.262 bph dan gas 7,74 mmscfd.

 

Selain memperpanjang kontrak blok yang akan berakhir, Pertamina berminat mengambil alih beberapa blok yang dikelola kontraktor lain. Setelah berhasil merengkuh Blok Mahakam, Pertamina mengincar Blok East Kalimantan dan Blok Sanga-Sanga. (Baca: Tak Diperpanjang Chevron, Pertamina Siap Ambil Blok East Kalimantan)

Blok East Kalimantan saat ini dioperatori oleh Chevron Indonesia Company dan akan berakhir masa kontraknya pada 2018. Chevron telah menyatakan tidak berminat melanjutkan pengelolaan blok tersebut. Namun, menurut Wianda, East Kalimantan sangat strategis karena hasil produksinya diserap oleh infrastruktur pengolahan Pertamina, baik untuk gas maupun minyak mentah. Saat ini produksi di Blok East Kalimantan sekitar 18 ribu barel setara minyak per hari.

Di sisi lain, Pertamina sudah mendapatkan izin pembukaan ruang data Blok Sanga-Sanga. Blok di Kalimantan Timur dengan operator Vico Indonesia ini akan berakhir masa kontraknya pada 2018. Produksi saat ini sekitar 39 ribu barel setara minyak per hari. “Pertamina sedang mempelajari aspek teknis dan komersial Blok Sanga-sanga dan telah melakukan workshop bersama pemerintah untuk penyiapan rencana perusahaan untuk alihkelola pasca-2018,” ujar Wianda. (Baca: Pertamina: Proses Ruang Data Blok Sanga-Sanga Rampung Bulan Depan)

Pertamina berencana mengajukan proposal pengembangan Blok Sanga-Sanga kepada pemerintah bulan depan. Menurut Wianda, Pertamina tertarik mengelola blok tersebut karena memiliki nilai strategis. Selain memasok infrastruktur kilang gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dan minyak Pertamina. Blok ini dapat diintegrasikan dengan Blok Mahakam, Blok East Kalimantan, dan juga wilayah kerja onshore Pertamina EP. 

Tidak hanya dalam negeri, Pertamina juga fokus pada beberapa area yaitu Asia Tenggara, Afrika dan Timur Tengah untuk mengembangkan portfolio hulunya. Yang diincar Pertamina adalah blok yang sudah berproduksi atau dalam tahap pengembangan. Cadangannya pun cukup signifikan, minimal 50 juta barel. “Tidak masalah apakah onshore atau offshore,” kata dia.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...