Pengembangan Blok East Natuna Dinilai Butuh Biaya Besar

Anggita Rezki Amelia
24 Mei 2016, 17:16
skk migas.jpg
www.skkmigas.go.id

Pengembangan Blok East Natuna tampaknya bakal memakan waktu lama dan membutuhkan biaya yang besar. GE Oil and Gas memperkirakan kebutuhan biaya pengembangan blok minyak dan gas bumi di Laut Natuna, Kepulauan Riau, tersebut sangat besar karena teknologi yang digunakan harus dipersiapkan secara khusus.

Presiden Direktur GE Oil and Gas Iwan Candra mengatakan, masalah utama di Blok East Natuna adalah cadangan gasnya banyak mengandung karbondioksida (CO2). Hampir 70 persen cadangan gas di blok tersebut mengandung CO2. Blok yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan ini juga diperkiraan memiliki volume gas di tempat atau Initial Gas in Place (IGIP) sebesar 222 triliun kaki kubik (tcf), dan cadangan terbuktinya 46 tcf. (Baca: Kontrak Blok East Natuna Masih Menunggu 2018)

Menurut Iwan, permasalahan CO2 ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Blok East Natuna. Blok-blok lain seperti di Kuala Langsa juga memiliki CO2 yang lumayan tinggi mencapai 60 persen. Tapi, khusus pada Blok East Natuna, CO2 yang dihasilkan sulit untuk dibuang.

CO2 yang ada di blok tersebut harus terlebih dulu dikeluarkan terlebih dahulu dari perut bumi. Setelah itu, disuntik kembali ke dalam perut bumi. Selain itu, membutuhkan reservoir atau tempat penampungan besar untuk menampung CO2 yang akan disuntikkan kembali. Jadi, rangkaian proses tersebut membutuhkan dana yang besar. “Mahal karena butuh teknologi khusus,” katanya di Jakarta, Selasa (24/5).     

Menurut Iwan, selama berbagai masalah tersebut belum diselesaikan maka Blok East Natuna tak bisa dikembangkan. Sebab, perhitungannya menjadi tidak akan ekonomis. (Baca: Teknologi Blok East Natuna Baru Digunakan Lima Tahun Lagi)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...