Negosiasi Harga Listrik Mikro Hidro Buntu

Miftah Ardhian
3 Juni 2016, 15:04
Pembangkit Listrik Muara Tawar, Bekasi
Arief Kamaludin|KATADATA

Penentuan harga jual listrik Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) belum mencapai kesepakatan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Perusahaan Listrik Negara tak kunjung memberi kata akhir tarif listrik pembangkit mini tersebut.

Saat ini, PLN tetap menentukan tarif atas dasar perhitungan perusahaannya. Di sisi lain, Kementerian Energi dianggap memutuskan nilai tarif PLTMH karena ada tekanan politik. (Baca: Porsi Gas di Pembangkit Listrik Naik Jadi 25 Persen).

Advertisement

Namun Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi Maritje Hutapea membantah ada tekanan dari pejabat negara. Penentuan tarif yang cukup tinggi merupakan salah satu cara untuk merangkul semua pihak terutama investor agar mengembangkan pembangkit mini hidro.

Namun Maritje tidak memungkiri bila ada pihak yang sangat diuntungkan dengan kebijakan ini. Misalnya, karena investor memiliki wilayah pembangunan PLTMH yang bagus. “Saya tidak terima jika dikatakan ada tekanan politik,” kata Maritje di Kantor Direktorat Jenderal EBTKE, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2016.

Kisruh ini bermula dari surat Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Menteri Energi Sudirman Said untuk menaikan harga listrik dari PLTMH. Kalla menginginkan agar PLN membeli listrik dengan harga yang sama antara pelaku mini hidro dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau pembangkit lainnya. Namun PLN membeli listrik PLTMH dengan harga lebih rendah, sehingga pelaku usaha di pembangkit skala kecil ini kurang berkembang.

Menurut Kalla, PLN membeli listrik dari PLTA di Serawak sebesar US$ 9 sen per kilowatt jam (kWh). Namun, ketika membeli listrik dari pembangkit mini hidro harganya hanya US$ 5 sen per kWh.  (Baca juga: PLN Serahkan Revisi RUPTL di Tenggat Akhir).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement