Cerita Jokowi Soal Proyek PLTU Batang

Safrezi Fitra
9 Juni 2016, 16:49
Jokowi
Cahyo | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
Presiden Jokowi memberikan sambutan saat penandatanganan \'financial closing\' PLTU Batang dan sejumlah perjanjian proyek prioritas nasional lainnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis 9 Juni 2016.

Penandatanganan kontrak pendanaan (Financial Closing) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang sempat tertunda. Seharusnya penandatanganan ini dilakukan kemarin di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Namun jadwal dan tempatnya berubah, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menyaksikan langsung acara di Istana Negara hari ini.

PLTU Batang merupakan proyek kerja sama pemerintah dan swasta pertama yang diterapkan di Indonesia. Jokowi mengatakan proyek PLTU Batang sebenarnya sudah ditetapkan sejak 2006. Hingga 10 tahun proyek ini mangkrak, belum bisa terbangun. Jokowi pun telah meresmikan proyek ini pada Agustus tahun lalu, 10 bulan kemudian baru pembangunan proyeknya bisa berjalan. 

Advertisement

“Memang problem di lapangan bukan masalah yang remeh dan kecil. Kalau saya ceritakan, sehari enggak akan selesai, rumit,” kata Jokowi saat penandatangan tersebut di Istana Negara, Kamis (9/6). (Baca: Mangkrak Pasca Diresmikan Jokowi, PLTU Batang Bisa Dibangun April)

Pada 6 Oktober 2011, PLN dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) sebenarnya telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dari PLTU Batang untuk 25 tahun. BPI merupakan konsorsium perusahaan Jepang dan Indonesia yang menggarap proyek tersebut. Konsorsium ini terdiri dari Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power), PT Adaro Power, dan Itochu Corporation.

Setelah penandatangan PPA, seharusnya proyek ini bisa segera dibangun. Namun, masalah pembebasan lahan mengakibatkan proyek ini berhenti selama empat tahun. Masalah ini belum bisa selesai hingga pemerintahan sebelumnya berakhir. Pemerintahan pun berganti, Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia yang ketujuh.

Awal tahun 2015, investor PLTU Batang menanyakan nasib proyeknya ke Jokowi. “Ditanyakan ke saya bagaimana jalan keluarnya. Saat itu saya berjanji, enam bulan akan coba saya selesaikan,” ujarnya saat penandatanganan tersebut. (Baca: Presiden Minta Menteri dan Menko Cari Solusi Megaproyek Listrik)

Ternyata janji Jokowi meleset, target enam bulan tidak bisa terealisasi. Akhir tahun lalu, proses pembebasan lahan yang menghambat proyek ini selesai. Namun, pembangunan pembangkit batu bara ini belum juga bisa berjalan. Masalah komitmen pembiayaannya belum rampung.

Saat berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe menanyakan perkembangan proyek PLTU Batang. Jokowi mengatakan tugasnya sudah selesai melakukan pembebasan lahan proyek pembangkit di Jawa Tengah ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement