Jokowi Perintahkan Pembangkit MPP Lombok Selesai Agustus

Miftah Ardhian
13 Juni 2016, 15:33
Pembangkit Listrik Tenaga Air, Kracak, Bogor
Arief Kamaludin|KATADATA

Presiden Joko Widodo meletakan batu pertama atu groundbreaking Mobile Power Plant (MPP) berkapasitas 50 megawatt (MW) di desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat. Pembangkit ini salah satu bagian dari upaya mempercepat program kelistrikan 35.000 MW yang menjadi program prioritas nasional. 

MPP Lombok akan memperkuat sistem kelistrikan Lombok untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju 100 persen pada 2020. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat terutama untuk menggerakan roda perekonomian.

Dia pun mengingatkan agar PT Perusahaan Listrik Negara dapat menyelesaikan pembangunan pembangkit tersebut selesai tahun ini. “MPP ini memang cepat progresnya. Konstruksi terlihat sudah siap, dan semoga semua diberikan kelancaran, bulan Agustus sudah beres,” kata Jokowi dalam sambutan resminya, akhir pekan lalu. (Baca: Pembangkit Mikro Hidro Merugikan PLN, Sudirman: Itu Bohong).

Sementara itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan pembangunan MPP ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Lombok. Diperkirakan, rasio elektrifikasi wilayah itu akan meningkat dari 73,83 persen (per April 2016) menjadi 78,16 persen pada akhir tahun ini. Meningkatnya rasio elektrifikasi diharapkan menjadi katalisator perekonomian masyarakat.

Sebagai informasi, sistem kelistrikan di Wilayah NTB terdiri dari tiga istem yang terpisah, yaitu sistem Lombok, Sumbawa, dan Bima. Sistem Lombok merupakan sistem terbesar dengan beban puncak mencapai 212 MW dan daya mampu pasok 219 MW per Juni 2016. Dengan tambahan 50 MW dari MPP Lombok, maka akan menambah keandalan daya pasok sistem Lombok.  (Baca: Pemerintah Akan Bentuk PLN Energi Baru Terbarukan).

Pembangunan MPP di Lombok ini menjadi salah satu program strategis PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2015 – 2024. Hal ini menjadi bukti awal komitmen PLN terhadap pembangunan infrastruktur kelistrikan di NTB yang masuk kedalam program 35.000 MW.

MPP menjadi pilihan tepat untuk menambah pasokan kelistrikan di beberapa daerah, karena proses pengerjaannya yang tidak memakan waktu lama. MPP Lombok ini, misalnya, membutuhkan waktu kurang lebih 5 hingga 6 bulan agar dapat beroperasi. Prosesnya dimulai sejak 8 Februari, kini pembangunan proyek MPP mencapai 70 persen. (Lihat pula: Shell dan Total Akan Bangun Pembangkit di Negara Berkembang).

Terkait program 35.000 MW, PLN akan membangun beberapa pembangkit di Lombok dengan total kapasitas 500 MW. Beberapa pembangkit masuk tahap pembebasan lahan, di antaranya PLTGU Lombok 150 MW, PLTU Lombok dan PLTU Lombok 2 masing-masing berkapasitas 100 MW, PLTMG Sumbawa 50 MW, dan PLTMG Bima 50 MW dengan total transmisi sepanjang 103 kms.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...