Anggaran Subsidi Kurang, PLN Minta Tarif Listrik Naik

Miftah Ardhian
17 Juni 2016, 13:31
PLN
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

DPR telah sepakat menolak penambahan anggaran subsidi listrik tahun ini. Hal ini membuat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) harus menanggung beban subsidi yang defisit tahun ini. Perusahaan ini pun meminta untuk menaikan tarif dasar listrik agar kekurangan pendanaan tersebut bisa teratasi.

Penolakan DPR terlihat dari keputusan Komisi VII dan Badan Anggaran yang menetapkan subsidi listrik tahun ini tudak berubah, yakni sebesar Rp 38,38 triliun. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan keputusan DPR untuk tidak menambah subsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 akan membuat PLN rugi.

Advertisement

(Baca: Tambah Anggaran Ditolak, Pemerintah Harus Cabut Subsidi Listrik)

Anggaran subsidi listrik tahun ini lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 60 triliun. DPR menetapkan anggaran sebesar Rp 38 triliun tahun ini dengan asumsi bahwa pemerintah akan menjalankan kebijakan untuk mencabut subsidi untuk pelanggan listrik yang tidak berhak mulai awal tahun.

Namun, rencana ini molor. Hingga saat ini pemerintah belum juga menjalankannya, dengan alasan masih harus mengevaluasi data pelanggan mana yang berhak mendapatkan subsidi dan yang tidak. Penundaan ini menyebabkan defisit subsidi listrik sebesar Rp 1 triliun-1,2 triliun per bulan.

Perhitungan pemerintah, jika rencana tersebut dilakukan bulan ini saja kebutuhan subsidinya sudah mencapai Rp 57,15 triliun. Apalagi jika rencana ini batal dilakukan tahun ini, kebutuhan anggarannya akan membengkak hingga Rp 63,74 triliun.

Kekurangan dana ini membuat PLN harus menanggung beban tersebut. Untuk mengatasinya PLN mengusulkan agar tarif listrik dinaikkan. "Naikan tarif. Kalau Negara tidak memberi uang, ya bagaimana," ujar Sofyan saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (16/7).

(Baca: PLN Isyaratkan Tarif Listrik Naik Lagi Bulan Juni

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement